Selasa 18 Jan 2022 15:42 WIB

Masuk Bursa Pilgub DKI, Risma: Saya tidak Pernah Minta Jabatan

Risma mengaku sikapnya yang tak pernah meminta-minta jabatan adalah sebuah prinsip.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kanan) berbincang dengan petugas bank saat meninjau penyaluran bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan pangan non-tunai (BPNT) di Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/12/2021). Mensos memantau secara langsung pembagian bantuan itu kepada penerima manfaat.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kanan) berbincang dengan petugas bank saat meninjau penyaluran bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan pangan non-tunai (BPNT) di Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/12/2021). Mensos memantau secara langsung pembagian bantuan itu kepada penerima manfaat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) beberapa kali menyampaikan Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi salah satu kader potensial untuk diusung dalam pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024. Di sisi lain, Risma sendiri mengaku tak pernah meminta dicalonkan untuk jadi gubernur karena dirinya takut.

"Demi Allah, saya tidak pernah meminta jabatan, karena itu berat pertanggungjawabannya. Kenapa ada sumpah (jabatan), karena pertanggungjawabannya tidak hanya di dunia. Itu berat," kata Risma kepada wartawan di Kantor Kemensos, Jakarta Pusat, Selasa (18/1/2022).

Baca Juga

Bahkan, kata Risma, dirinya tak pernah meminta untuk dicalonkan sebagai wali kota Surabaya dulu. Karena itu, dia tak menyangka sama sekali akhirnya bisa menjabat sebagai orang nomor satu di Surabaya sejak 2010 hingga 2020.

"Saya jadi wali kota pun tidak menyangka-nyangka. Maksudnya, saya tidak berani ngomong, 'Bu saya pingin', ndak ada sama sekali dipikiran saya," ujar Risma.

"Kalau kepingin itu ndak ada. Saya jadi wali kota saja ndak berani. Berdoa untuk jadi (wali kota) aja ndak berani," imbuhnya.

Risma pun mengaku tak setuju dengan pendapat yang menyatakan bahwa jabatan atau kekuasaan itu harus direbut. Dia takut akan ada berbagai masalah yang datang jika mendapatkan jabatan dengan cara merebut. Baginya, jabatan itu amanah yang dititipkan, bukan diminta.

"Jadi karena itu, saya tidak berani meminta dan berdoa untuk jabatan," ujar Ketua DPP PDIP Bidang Kebudayaan ini.

Risma menegaskan, sikapnya yang tak pernah meminta-minta jabatan adalah sebuah prinsip yang tak bisa lagi diubah. "Bahkan guru ngaji saya, kyai saya, nggak bisa ubah itu," katanya.

Karena itu, Risma kini akan fokus saja menjalankan amanah sebagai Menteri Sosial. Dia mengaku akan melakoni tugas sebagai menteri ini sekuat tenaga hingga batas kemampuan.

"Jadi saya jalani apa yang diberikan Tuhan kepada saya. Saya jalani sekuat saya, nanti kalau memang kuat seperti ini ya memang itulah kemampuan saya," katanya.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berulang kali menyebut nama Risma dan beberapa nama lainnya sebagai kader potensial untuk diusung dalam Pilgub DKI 2024. Hasto menyampaikan hal itu kepada wartawan di Sekolah Politik PDIP, Jakarta, Jumat (7/1/2022).

Dua hari berselang, Hasto kembali menyampaikan hal serupa. "Banyak yang potensial yang sudah dua periode, misalnya ada Ibu Risma, ada Pak Hendi Semarang," kata Hasto, ketika itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement