Selasa 18 Jan 2022 17:46 WIB

Catat Rekor Kematian Covid-19, RS Australia Alami Tekanan

Australia mencatat 74 kematian terkaid Covid di 3 negara bagian terpadat.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah kendaraan mengantre untuk melakukan tes Covid-19 di Bondi Beach, Sydney, Australia, 8 Januari 2022. Australia melaporkan rekor kematian Covid-19 tertinggi pada Selasa (18/1).
Foto: AP Photo/Mark Baker
Sejumlah kendaraan mengantre untuk melakukan tes Covid-19 di Bondi Beach, Sydney, Australia, 8 Januari 2022. Australia melaporkan rekor kematian Covid-19 tertinggi pada Selasa (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia melaporkan rekor kematian Covid-19 tertinggi pada Selasa (18/1/2022). Salah satu negara bagiannya menyatakan keadaan darurat di rumah sakit untuk mengatasi lonjakan penerimaan pasien dan kekurangan staf karena virus corona.

Sekurangnya 74 kematian terkait Covid terjadi di tiga negara bagian terpadatnya. New South Wales melaporkan 36 kematian, Victoria melaporkan 22 kematian, dan Queensland mencatat 16 kematian karena Covdi-19. Rekor harian sebelumnya adalah 59 kematian terkait virus corona pada 4 September 2020.

Baca Juga

Menteri Kesehatan Federal Greg Hunt mengatakan terdapat tanda-tanda bahwa tingkat infeksi New South Wales memuncak. Sementara Victoria mendekati puncaknya.

Pemerintah New South Wales telah mengesampingkan kembalinya lockdown atau karantina wilayah untuk melawan varian omicron yang sangat menular. Pada Oktober tahun lalu, Sydney mengakhiri lockdown 108 hari karena populasi kota terpadat di Australia itu sebagian besar divaksinasi.

"Lockdown lain akan memiliki konsekuensi substansial bagi pria dan wanita di seluruh negara bagian dalam hal dapat menyediakan makanan di atas meja untuk keluarga mereka," kata Perdana Menteri negara bagian Domonic Perrottet kepada Australian Broadcasting Corp.

Victoria mengumumkan keadaan darurat untuk rumah sakit di ibu kota negara bagiannya, Melbourne, dan beberapa rumah sakit regional mulai Rabu (19/1) waktu setempat. Hal ini karena kekurangan staf dan lonjakan penerimaan pasien. Sekitar 5.000 staf tidak dapat melakukan tugas mereka karena mereka terinfeksi atau kontak dekat.

"Kami telah mencapai titik dalam sistem perawatan kesehatan kami di mana ia mengatasi kekurangan tenaga kerja yang ekstrem, sejumlah besar pasien dengan Covid-19 yang membutuhkan rawat inap, di samping itu tenaga kerja luar biasa yang benar-benar kelelahan," kata Penjabat Menteri Kesehatan James Merlino.

Deklarasi darurat berarti kemampuan dan kapasitas tambahan perlu dimobilisasi untuk menerima masuknya pasien. Beberapa staf rumah sakit mungkin ditarik dari cuti dan lebih banyak layanan akan ditangguhkan. Fisioterapis dan mahasiswa kedokteran akan diminta untuk mengambil tugas keperawatan.

Ini adalah pertama kalinya keadaan darurat diaktifkan di beberapa rumah sakit di seluruh negara bagian. Lebih dari 2.700 orang telah meninggal terkait dengan Covid-19 di Australia, yang memiliki populasi 26 juta.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement