REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Pemerintah mencatat, total penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepanjang 2021 mencapai Rp 281,86 triliun. Kredit tersebut disalurkan oleh 27 penyalur KUR yang terdiri dari bank, perusahaan pembiayaan, dan koperasi.
"Sementara baki debetnya sebesar Rp 376 triliun," ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam Penghargaan KUR 2021 yang disiarkan secara daring, Selasa (18/1/2022).
Ia melanjutkan, dari jumlah itu, penyaluran KUR didominasi oleh KUR segmen mikro sebesar 63,71 persen, plafon segmen tersebut berkisar Rp 10 juta sampai Rp 50 juta. Disusul oleh KUR segmen kecil 32,71 persen, yang memiliki plafon pinjaman sebanyak Rp 50 sampai Rp 500 juta. Sedangkan penyaluran KUR segmen usaha super mikro tercatat sebesar 3,57 persen dan KUR TKI atau PMI hanya 0,01 persen.
Iskandar menambahkan, berdasarkan sektornya, porsi KUR terbesar disalurkan ke sektor perdagangan yang mencapai 44,8 persen. Kemudian ke sektor pertanian sebesar 30 persen, jasa 14,1 persen, industri 9 persen, dan perikanan 1,8 persen.
"Lalu secara keseluruhan (penyaluran KUR) ke sektor produksi mencapai 55,2 persen,” kata dia.
Iskandar menuturkan, penyaluran KUR sepanjang tahun lalu didominasi oleh tiga bank Himpunan Bank Negara (Himbara) dengan porsi mencapai 92,37 persen. Porsi penyaluran KUR oleh bank swasta mencapai 3,1 persen, Bank Pembangunan Daerah 4,37 persen, dan koperasi 0,05 persen. Sementara penyaluran KUR oleh perusahaan pembiayaan hanya 0,0 persen atau Rp 12 miliar saja.
''Adapun penyaluran KUR 2022, sampai 17 Januari 2022 sebanyak Rp 6,02 triliun. Itu diberikan ke 170 ribu debitur UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)," jelas dia.