REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India dilaporkan telah memulai pergerakannya pada sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara canggih S-400 Triumf buatan Rusia. Menurut laporan media lokal, Selasa (18/1), unit pertama S-400 Rusia di India bakal dioperasikan pada April tahun ini.
"Kelima unit akan dikerahkan untuk mengatasi ancaman dari China," lapor The Hindustan Times seperti dikutip laman Anadolu Agency, Selasa (18/1).
Seperti diketahui, India dan China telah mengalami fase kebuntuan yang intens selama dua tahun terakhir di sepanjang Line of Actual Control (LAC) atau perbatasan de facto antara China dan India di wilayah Ladakh, kawasan Himalaya yang disengketakan Jammu dan Kashmir.
Ketegangan melonjak pada Juni 2020 setelah setidaknya 20 tentara India dan empat tentara China tewas dalam bentrokan perbatasan di wilayah tersebut. Meskipun situasi relatif tenang setelah beberapa putaran pembicaraan, kedua belah pihak belum mencapai resolusi dan telah meningkatkan pengerahan militer di sepanjang perbatasan.
The Hindustan Times mengutip pejabat mengatakan, bahwa seluruh kelima unit sistem S-400 diharapkan akan beroperasi pada tahun depan. S-400 dapat menjatuhkan pesawat atau rudal musuh pada jarak antara 40 dan 400 kilometer (25 mil dan (248 mil).
Sanksi AS
Pada 2018, India dan Rusia menandatangani kontrak senilai 5,5 miliar dolar AS untuk sistem S-400. Hal ini menempatkan India pada risiko sanksi AS.
AS telah lama mencoba untuk mencegah negara-negara sekutu membeli peralatan militer dari Rusia. AS mengancam mereka dengan tindakan hukuman di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA), yang telah digunakan untuk melawan Turkiye, Iran, Korea Utara dan Rusia.
Terlepas dari peringatan Washington, New Delhi bergerak maju dengan pembelian tersebut. Alasannya bahwa India memiliki hubungan strategis dengan Rusia dan AS. Ankara juga telah melanjutkan pembelian S-400-nya dengan mengabaikan ancaman sanksi AS dan mengatakan bahwa rudal itu adalah masalah keamanan nasional.
Koordinator Presiden AS Joe Biden untuk Kebijakan Sanksi James O'Brien mengatakan kepada anggota parlemen di DPR pekan lalu bahwa AS tidak ingin India membeli sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia. Dia juga mengatakan bahwa Washington harus mempertimbangkan keadaan geo-strategis yang penting dalam menanggapi meningkatnya permintaan dari Biden untuk membebaskan India dari CAATSA.