Selasa 18 Jan 2022 18:30 WIB

Setelah Jadi Miliarder, Ghozali Beberkan Rencana ke Depan

Setelah lulus, Ghozali berencana membuat studio animasi sendiri.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Sultan Gustaf Al Ghozali.
Foto: Dok. Tok
Sultan Gustaf Al Ghozali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang bernama Sultan Gustaf Al Ghozali mendadak jadi miliader dan viral di media sosial. Ghozali berhasil meraup miliaran rupiah dari penjualan selfie non fungible token (NFT) di OpenSea. Selfie-nya yang dijual diambil sejak tahun 2017 lalu.

Kini, namanya menjadi perbincangan hangat. Di tengah kesuksesannya ini, Ghozali mengungkapkan rencana ke depannya. Dia mengatakan, selfie-nya bukanlah NFT terakhirnya yang ia jual di OpenSea.

Baca Juga

“Ini kan awalnya foto pada tahun 2017, awal lulus SMK. Sekarang saya kuliah sudah semester 7. Maunya nanti saat lulus, foto terakhir pakai baju toga. Jadi, ada ceritanya dan endingnya,” kata Ghozali dalam siniar berjudul "Ghozali Everyday Kaya Mendadak" di kanal Youtube Deddy Corbuzier, dikutip Republika.co.id, Selasa (18/1).

Dia menjelaskan keuntungan hasil penjualan NFT-nya tidak semata digunakan untuk keperluan pribadi dan membantu orang tua. Setelah lulus, ia berencana membuat studio animasi sendiri.

Selain itu, Ghozali juga berencana untuk membuat NFT lain versi animasi 3D. “Nanti mau buat versi 3D-nya, kayaknya lebih lucu. Saya juga punya kemampuan di animasi,” ujar dia.

Sampai hari video siniar dibuat, Ghozali menyebut keuntungan dari penjualan NFT-nya sebesar Rp 1,7 miliar. Namun, beberapa ada yang sudah dijual menggunakan Ethereum (ETH) dan ada yang dicairkan. “Ada yang saya jual lagi pakai ETH, ada yang saya cairkan dapat Rp 39 juta. Itu senilai 0,8 ETH,” ucapnya.

Diketahui, total foto yang dijual Ghozali berjumlah 933. Satu fotonya seharga 3 dolar Amerika. Namun, keuntungan itu bertambah karena adanya royalti atau komisi untuk Ghozali sebesar 10 persen.

Ghozali mengatakan, NFT bisa dijadikan ladang bisnis pada masa depan. “Di Indonesia yang tahu NFT sedikit tetapi yang mau bergabung banyak. Terlebih, mereka yang mempunyai karya-karya bagus kebanyakan mempunyai komisi. Mungkin kedepannya bisa dipasarkan karya-karyanya sebagai NFT,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement