REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Mantan perwira Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel) Kim Don-yup menduga Korea Utara (Korut) menembakan rudal balistik jarak pendek (SRBM) KN-24 dalam peluncuran rudal keempatnya tahun ini. Sebab kapabilitas rudal yang ditembakan Senin (17/1/2022) lalu serupa dengan KN-24.
Menurut Kim yang kini mengajar di Kyungnam University, rudal KN-24 serupa dengan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) MGM-140. Sistem ini dirancang untuk menginvasi pertahanan rudal dan menggelar serangan yang tepat.
"Korut tampaknya sudah mengerahkan dan mulai memproduksi massal KN-24," kata Kim, Selasa (18/1/2022).
"Namun pada dasarnya uji coba dapat hanya sekedar pamer kekuataan untuk menegaskan peringatan aksi mereka baru-baru ini," tambahnya.
Kantor berita Korut KCNA melaporkan rudal yang ditembakan dalam uji coba pada Senin (18/1/2022) kemarin merupakan rudal pemandu taktis. Peluncuran keempat tahun 2022 ini menunjukkan berkembangnya program rudal Korut saat perundingan denuklirisasi masih mengalami kebuntuan.
Dua rudal sebelumnya melibatkan "rudal hipersonik" yang mampu terbang dengan kecepatan tinggi dan bermanuver usai diluncurkan. Peluncuran ketiga menggunakan dua rudal balistik jarak pendek (SRBM) yang ditembakan dari gerbong kereta.
Sebelumnya militer Korsel mengatakan Korut meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek dari bandara di Pyongyang. SRBM itu meluncur dengan sejauh 230 kilometer dengan ketinggian maksimum 42 kilometer.
KCNA melaporkan Akademi Sains Pertahanan menggelar tes rudal pemandu taktis dari sebelah barat Korut. "(Rudal-rudal) itu dengan tepat menghantam pulau yang menjadi target," kata kantor berita itu.