REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Rumah sakit di Kota Cirebon diminta untuk melakukan langkah kesiapsiagaan untuk antisipasi penyebaran Covid-19. Vaksinasi Covid-19 juga terus digenjot khususnya untuk anak usia 6-11 tahun.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi mengatakan, saat ini Pemda Kota Cirebon terus berupaya mengantisipasi penyebaran Covid-19, khususnya varian Omicron. Penanganan gelombang kedua Covid-19 varian Delta sebelumnya menjadi pengalaman.
‘’Insya Allah (Pemkot Cirebon) siap. Kita juga sudah minta rumah sakit melakukan kesiapsiagaan,’’ kata Agus, di sela kegiatan operasi pasar minyak goreng dan pasar murah komoditas, di gedung Pusat Grosir Cirebon (PGC), Selasa (18/1/2022).
Agus menyatakan, selain terus menggenjot vaksinasi anak, upaya testing, tracing, dan treatment juga terus dilakukan oleh Dinkes Kota Cirebon. Sedangkan untuk pembagian work from home (WFH) dan work from office (WFO), dilakukan sesuai instruksi menteri dalam negeri (inmendagri), yaitu sektor esensial dan nonesensial.
‘’Khusus untuk Kota Cirebon, ASN kita anggap esensial semua, jadi 100 persen,’’ tutur Agus.
Terlebih saat ini, Kota Cirebon sudah masuk pada penerapan PPKM level satu kembali. Dengan demikian, diterapkan 100 persen bekerja dari kantor.
‘’Tapi ada evaluasi setiap satu minggu. Kalau memang ada kenaikan, kita evaluasi lagi,’’ kata Agus.
Pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, memprediksi puncak gelombang Covid-19 varian Omicron akan terjadi pertengahan Februari hingga awal Maret 2022. Prediksi tersebut mengacu pada penularan varian ini yang terjadi di sejumlah negara lain seperti Afrika Selatan.
Sementara itu, Direktur RSD Gunung Jati, Katibi, menjelaskan, seluruh sarana dan prasarana telah mereka siapkan untuk mengantisipasi puncak penyebaran Covid-19 varian Omicron.
‘’Pada prinsipnya dari sisi sarana dan prasarana kita saat ini siap pakai,’’ tukas Katibi.
Saat ini, manajemen rumah sakit sudah menyiagakan ruang flu burung yang berisi enam tempat tidur sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. Namun jika keterisian ruang itu lebih dari 80 persen, maka mereka masih memiliki sejumlah ruang lainnya.
Baca: Masuk Bursa Pilgub DKI, Risma: Saya Tidak Pernah Minta Jabatan
Total ada 216 tempat tidur yang disiapkan oleh RSD Gunung Jati untuk penanganan pasien Covid-19. Sedangkan untuk tenaga kesehatan, mereka memiliki sekitar 200 orang yang terdiri atas dokter umum, dokter spesialis, tenaga perawat, tenaga radiologi, dan lainnya.
Baca: Kena Omicron, Kenapa Ada yang Sampai Sakit Kepala-Pingsan?
Baca: UU Disahkan, Pemindahan Ibu Kota Negara tak Langsung Dilakukan