Rabu 19 Jan 2022 05:30 WIB

Ibu Kota Pindah, Wagub DKI: Jakarta akan Jadi Pusat Perekonomian

Jakarta akan tetap menjadi kota yang nyaman dan lebih baik.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.
Foto: Dok Pribadi.
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, pemindahan transisi ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur dari Jakarta akan diupayakan berjalan aman. Menurutnya, setelah tidak menjadi ibu kota, Jakarta tetap akan diupayakan menjadi kota yang nyaman dan lebih baik.

“Kita meyakini Jakarta akan menjadi pusat perekonomian, pendidikan dan kesehatan. Kami pastikan proses transisi pemindahan dari Jakarta berjalan dengan aman ya,” kata Riza saat ditemui di Balai Kota, Selasa (18/1/2022).

Baca Juga

Untuk mencapa itu, lanjutnya, perlu dukungan dan kerja sama dari banyak pihak.  Khusus revisi UU Kekhususan, kata Riza, hal itu akan dikakukan setelah RUU IKN tahap selanjutnya selesai. Pemprov berharap, Jakarta tetap bisa menjadi daerah istimewa dengan kekhususan tertentu.

“Tentu kita akan bahas, kita akan mengusulkan dengan tidak menjadi ibu kota kita berharap Jakarta tetap bisa menjadi derah istimewa,” tuturnya.

Sebelumnya, Panitia khusus (Pansus) bersama pemerintah telah menyelesaikan pembahasan rancangan undang-undang Ibu Kota Negara (RUU IKN). Pengambilan keputusan tingkat I dilakukan pada Selasa (18/1/2022) pukul 03.16 WIB.

"Saya meminta persetujuan pada semua, apakah rancangan undang-undang ini, Rancangaj Undang-Undang Ibu Kota Negara yang sudah kita bahas dapat kita setujui dan dapat kita proses lebih lanjut sesuai dengan peraturan DPR RI untuk dilanjutkan pada tahap pembicaraan tingkat II, apakah dapat disetujui?" tanya Ketua Pansus RUU IKN Ahmad Doli Kurnia Tandjung dijawab setuju oleh anggota Pansus, Selasa (18/1/2022) dini hari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement