Rabu 19 Jan 2022 06:10 WIB

Ribuan Pedagang Pasar Antusias Dapatkan Vaksin Booster

Kesadaran para pedagang pasar tak lepas dari sosialisasi yang dilakukan.

Vaksin Covid-19 (ilustrasi)
Foto: PxHere
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 9.280 pedagang pasar di Indonesia menunggu giliran mendapatkan vaksinasi booster. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia, Y Joko Setiyanto mengatakan, para pedagang pasar tersebut antusias mendapatkan vaksin booster setelah vaksin primer yaitu vaksin dosis pertama dan kedua telah mereka terima.

"Sudah pada bertanya. Saya bilang tunggu Kementerian Kesehatan. Karena vaksinasi awal, kerja sama antara Kemenkes dengan Asparindo," kata Joko dalam webinar bertema Vaksin Booster Hindari Gelombang Ketiga, Selasa (17/1/2022).

Baca Juga

Menurut Joko, kesadaran pedagang pasar mengenai pentingnya vaksinasi Covid-19 tidak lepas dari sosialisasi yang terus dilakukan. Melalui sosialisasi, edukasi terhadap masyarakat pasar bahwa vaksinasi mencegah sakit Corona berlangsung efektif.

"Sosialisasi juga melalui poster yang paling mengena dan menohok di masyarakat. Saya setuju dengan poster bertuliskan 'Vaksin Mencegah Sakit dan Mati karena Corona'. Di masyarakat harus lebih jelas, tidak perlu ditutup-tutupi Corona tidak berbahaya. Corona sangat bahaya. Kalau mereka harus mendapat informasi bahwa jika tidak divaksinasi berbahaya untuk kesehatan dan jiwa," ujarnya.

Terkait vaksin booster, Asparindo membuat poster bertuliskan 'Ayo Ikut Vaksin Booster, Kita Pasti Menang'. Poster ini disebut penting untuk hadir di pasar dengan pertimbangan vaksin booster sebagai langkah mengakhiri pandemi Covid-19 sesegera mungkin. "Kami terus menunggu," papar Joko.

Sementara itu Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin booster masih diprioritaskan untuk kelompok lanjut usia, kelompok yang memiliki komorbid, dan ibu hamil.

"Untuk booster masih dibatasi. Vaksinasi booster diberikan kepada lansia, masyarakat dengan komorbid, dan ibu hamil. Yang lain menunggu giliran sesuai strategi pemerintah," kata Siti Nadia.

Vaksinasi booster, menurut Nadia, dilakukan untuk meningkatkan efektivitas vaksin yang menurun. Ia menjelaskan, terdapat fakta mengapa infeksi omicron dilihat sebagian besar tidak bergejala atau ringan, hal itu terjadi karena imunitas bekerja, yaitu imunitas antibodi dan imunitas sel. 

"Imunitas sel akan bertahan lama di tubuh. Suatu saat ada materi virus baru maka antibodi merespon melalui mekanisme imunitas seluler. Imunitas antibodi terlihat ada penurunan setelah enam bulan, karena ditambah varian virus bertambah dengan varian-varian maka kita melakukan vaksinasi booster," tuturnya.

Saat ini, terdapat 126 negara yang akan melakukan booster. Vaksin itu difokuskan untuk tiga kelompok yaitu tenaga kesehatan, lansia, dan memiliki kelainan imunitas.

Meski vaksinasi booster telah dilakukan, menurut Siti Nadia, pemerintah masih berupaya menyelesaikan vaksinasi primer yaitu dosis pertama dan kedua. Pekerjaan Rumah utama pemerintah saat ini adalah vaksinasi lansia. Data lansia yang telah mendapat vaksinasi sejumlah 70 persen, dari jumlah itu baru 45 persen atau 10 juta yang mendapat dosis lengkap.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement