REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang perempuan mengaku melihat Pangeran Andrew putra kedua Ratu Elizabeth dengan Virginia Giuffre di sebuah kelab malam di London 20 tahun yang lalu. Giuffre menuduh Andrew melakukan pelecehan seksual terhadapnya ketika ia masih remaja.
"Saya bangga mewakili Shukri Walker yang dengan berani maju sebagai saksi dan mendorong yang lainnya yang mungkin juga memiliki informasi," kata pengacara Amerika Serikat (AS) Lisa Bloom seperti dikutip the Guardian, Rabu (19/1/2022).
"Ia bersedia melakukan deposisi yang dicari tim Virginia Giuffre," tambahnya.
Giuffre yang kini berusia 38 tahun mengatakan saat berusia 17 tahun ia dipaksa rekan-rekan Andrew yakni Jeffrey Epstein dan Ghislaine Maxwell berhubungan seks dengan Andrew. Anggota kerajaan Inggris itu membantah tuduhan tersebut.
Epstein seorang pialang kaya divonis atas kejahatan kekerasan seksual pada gadis-gadis muda. Pada 2019 lalu ia bunuh diri di selnya saat menunggu sidang. Desember lalu Maxwell yang kini berusia 60 tahun dinyatakan bersalah atas perdagangan manusia dan membawa perempuan muda untuk Epstein.
Pada Jumat (14/1/2022) lalu pengacara Giuffre mengajukan permohonan pada hakim pengadilan federal di Manhattan Lewis Kaplan untuk meminta bantuan resmi pada pihak berwenang Inggris mendapatkan kesaksian dari Walker. "(Walker melihat Andrew) dengan perempuan muda di waktu penggugat dilecehkan Pangeran Andrew di London usai mengunjungi kelab malam Tramp," kata pengacara Giuffre.
"Karena Pangeran Andrew membantah pernah bertemu dengan penggugat atau berada di kelab malam Tramp di waktu yang relevan maka kesaksian Bu Walker sangat relevan," tambah mereka.
Kesediaan Walker untuk bekerjasama bukan sesuatu yang mengejutkan. Bloom yang juga mewakili beberapa korban Epstein mengatakan kliennya berada di sana. "Dan dia mengingat malam itu dengan jelas karena ia tidak pernah melihat bangsawan sebelum atau sesudahnya," kata Bloom.
"Ia mengatakan Pangeran Andrew bergembira, tersenyum dan berdansa dan Virginia terlihat tidak senang, klien saya juga korban perdagangan manusia dan ingin semua orang tahu perdagangan seks nyata, terjadi dan menghancurkan," tambahnya.
Bloom juga mengatakan ia telah memberikan semua detail cerita kliennya pada Biro Investigasi Federal (FBI) untuk penyelidikan lebih lanjut.