REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan lebat melanda wilayah Desa Sumberejo dan Clering memicu tanah longsor yang menutup satu akses jalan penghubung Medani - Kaliombo di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Ahad dini hari (16/1) pukul 03.00 WIB. Selain longsor, hujan juga mengakibatkan banjir yang merendam 268 unit rumah warga pada tiga desa, yaitu Desa Sumbereko dan Clering di Kecamatan Donorojo dan Desa Tempur di Kecamatan Keling.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara melaporkan banjir dengan tinggi muka air 30 sampai 80 sentimeter tersebut juga menyebabkan tiga tanggul jebol. Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (19/1/2022).
Ia menambahkan, kondisi banjir telah surut dan cuaca di wilayah terdampak terpantau berawan. BPBD serta lintas lembaga terkait masih melakukan penilaian untuk percepatan penanganan kerusakan tanggul dan material yang menutup akses transportasi akibat longsor. Sementara itu, ia mengutip pernyataan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca tiga harian per 18 sampai 20 Januari 2022 untuk Kabupaten Jepara yang didominasi cuaca hujan ringan dan berawan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga mengeluarkan informasi wilayah dengan potensi gerakan tanah bulan Januari untuk Kabupaten Jepara. Disebutkan, kondisi cuaca hujan tingkat menengah hingga tinggi, khususnya di Kecamatan Keling berpotensi banjir bandang atau aliran bahan rombakan.
Hal ini juga sejalan dengan kajian inaRISK yang menunjukkan Kabupaten Jepara memiliki potensi bahaya banjir dan tanah longsor pada tingkat sedang hingga tinggi. Ini bisa berdampak pada 16 kecamatan dengan potensi banjir dan sembilan kecamatan dengan potensi longsor.
"Merespons hal tersebut, BNPB mengimbau masyarakat dan otoritas daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi dengan memantau prakiraan cuaca melalui laman BMKG. Juga meningkatkan koordinasi terkait peringatan dini banjir dan tanah longsor serta membuat rencana kesapsiagaan hingga tanggap darurat untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa akibat bencana," ujarnya.