KYIV, Ukraina -- Presiden Ukraina mengatakan bahwa Rusia mencari alasan untuk meningkatkan ketegangan dengan kedok melindungi warga negara Rusia dengan terus menerbitkan paspor kepada warga di wilayah Ukraina yang diduduki.
Pasukan Rusia memasuki Semenanjung Krimea pada Februari 2014, dengan Presiden Vladimir Putin secara resmi membagi wilayah itu menjadi dua subjek federal terpisah dari Federasi Rusia pada bulan berikutnya.
Turki, AS, serta Majelis Umum PBB memandang pencaplokan itu sebagai tindakan ilegal. Menurut PBB, pertempuran antara pasukan pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia di Donbas telah menyebabkan lebih dari 13.000 orang tewas sejak 2014. Wilayah ini adalah salah satu dari beberapa sumber gesekan antara Rusia dan Ukraina.