Rabu 19 Jan 2022 10:40 WIB

Boris Johnson Bantah Izinkan Pesta di Downing Street

Johnson mengatakan tak ada yang memberi tahunya tindakan tersebut melanggar aturan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Perdana Menteri Inggris Boris Johnson
Foto: AP/Adrian Dennis/AFP Pool
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Selasa (18/1) membantah tuduhan bahwa, dia mengizinkan acara pesta di Downing Street di tengah penguncian atau lockdown Covid-19. Johnson mengatakan, tidak ada yang memberikan informasi kepadanya bahwa staf kantornya mengadakan pesta.

Ketika ditanya apakah Johnson telah berbohong kepada publik dan parlemen, dia berkata, "Tidak. Tidak ada yang memberi tahu saya bahwa apa yang kami lakukan telah melanggar aturan. Saya pikir saya menghadiri acara kerja," ujar Johnson.

Baca Juga

Johnson menghindari pertanyaan tentang apakah dia akan mengundurkan diri jika terbukti berbohong. Johnson mengatakan, dia ingin menunggu hasil penyelidikan internal.

Johnson telah meminta maaf atas kesalahan yang dibuat di Downing Street. Termasuk dua pesta yang diadakan oleh staf Johnson pada malam pemakaman suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip.

"Saya sangat menyesalkan itu terjadi dan saya menyampaikan permintaan maaf saya kepada Yang Mulia dan negara," kata Johnson.

Pekan lalu, Johnson meminta maaf kepada parlemen karena menghadiri sebuah acara 20 Mei 2020 di Downing Street. Johnson mengatakan, dia berada di acara itu selama 25 menit untuk  berterima kasih kepada staf.

Sebelumnya, seorang mantan penasihat senior Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, dia berani bersumpah bahwa Johnson mengetahui ada pesta yang digelar di Downing Street selama penguncian atau lockdown Covid-19. Dominic Cummings menuding Johnson telah berbohong kepada parlemen.

Cummings mengatakan di Twitter, perdana menteri telah setuju bahwa pesta minuman alkohol harus dilanjutkan. Cummings merupakan salah satu arsitek Brexit, dan mantan penasihat senior Johnson. Dia meninggalkan pemerintahan pada November 2020.

 "Bukan hanya saya, tetapi ada saksi mata lain yang membahas hal ini. Inilah yang terjadi," ujar Cummings.

Minggu lalu ITV News menerbitkan undangan email dari Sekretaris Pribadi Utama Johnson, Martin Reynolds terkait acara pesta pada 20 Mei 2020. Dalam undangan tersebut, Reynolds menulis agar masing-masing peserta membawa minuman alkohol.

Cummings mengatakan, Reynolds diminta untuk membatalkan undangan oleh dua orang. Reynolds kemudian bertanya kepada Johnson apakah pesta itu harus dilanjutkan.

"PM menyetujuinya," kata Cummings.

Pegawai negeri senior Sue Gray sedang menyelidiki belasan tuduhan pelanggaran aturan oleh Johnson, dan pejabatnya di Downing Street.  Cummings mengatakan kepada Sky News bahwa dia akan diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan. Para menteri senior mengatakan, semua pihak perlu menunggu kesimpulan dari penyelidikan tersebut. Namun, skandal itu membuat peringkat Johnson dan Partai Konservatif merosot.

"Dia perdana menteri, dia menetapkan aturan, dia tidak membutuhkan siapa pun untuk memberi tahu dia bahwa pesta yang dia hadiri melanggar aturan. Jika dia menghormati publik Inggris, dia akan melakukan hal yang layak dan mengundurkan diri," kata wakil pemimpin oposisi Partai Buruh, Angela Rayner.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement