REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyandang status sebagai agen perubahan, mahasiswa diharapkan mampu menjadi motor penggerak dalam menghadapi masalah yang terjadi di negara ini. Salah satu perubahan yang harus mahasiswa lakoni adalah dengan menjadi seorang entrepreneur.
Berwirausaha merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa atau alumni perguruan tinggi untuk berkarya dan mengamalkan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah. Namun dalam praktiknya, banyak mahasiswa yang belum terjun berwirausaha.
Dede Mustomi, Khoirul Ulum, Aprilia Puspasari dan Ayu Azizah yang merupakan dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mencari jawaban untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat mahasiswa dalam memulai berwirausaha.
Dede bersama dosen lainnya, melakukan survei kepada mahasiswa aktif dengan memberikan kuesioner berisi faktor-faktor apa saja yang dianggap paling menghambat minat dalam berwirausaha.
Pertanyaan kuesioner terdiri dari alasan mahasiswa tidak menginginkan berwirausaha, diantaranya tidak berminat berwirausaha, belum ada modal, dilarang oleh orang tua, belum ada kesempatan, ingin menjadi karyawan saja, takut gagal dan takut bersaing. Hasil dari kuesioner kemudian diolah menggunakan software Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
Dari hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa, faktor utama mahasiswa yang menghambat minat berwirausaha adalah permodalan. Mungkin ini masalah klasik, bahkan bagi kalangan selain mahasiswa pun hal permodalan menjadi kendala utama dalam memulai suatu bisnis.
Masalah ini harus menjadi perhatian bersama bahwa permodalan dalam awal berwirausaha harus dicarikan jalan keluar, sehingga tidak menjadi momok yang menakutkan bagi mereka yang mau memulai berwirausaha.
Pemerintah harus mulai mempercayakan kepada mahasiswa dengan membantu mengucurkan permodalan seperti memberikan pinjaman lunak dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan atau bagi hasil dengan diberi pendampingan saat mahaisswa mulai berwirausaha. Sehingga mahasiswa punya saluran dan jalan untuk berani memulai berwirausaha.