Rabu 19 Jan 2022 13:10 WIB

Gerak Cepat, Erick Jadikan PLN Induk Holding Kelistrikan

Menteri BUMN Erick Thohir ubah PLN yang akan memiliki tiga subholding kelistrikan

Rep: Intan Pratiwi/Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Menteri BUMN Erick Thohir akan menjadikan PLN sebagai holding kelistrikan. Nantinya, di dalam tubuh PLN akan dibetuk 3 subholding yang mengurusi soal pembangkitan, lalu ada subholding yang fokus mengurusi transmisi dan terakhir beyond kwh.
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir akan menjadikan PLN sebagai holding kelistrikan. Nantinya, di dalam tubuh PLN akan dibetuk 3 subholding yang mengurusi soal pembangkitan, lalu ada subholding yang fokus mengurusi transmisi dan terakhir beyond kwh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir akan menjadikan PLN sebagai holding kelistrikan. Nantinya, di dalam tubuh PLN akan dibentuk 3 subholding yang mengurusi soal pembangkitan, lalu ada subholding yang fokus mengurusi transmisi dan terakhir beyond kwh.

Erick menjelaskan PLN dan Kementerian BUMN sudah melakukan branchmarking di beberapa negara seperti Italia, Korea, Perancis bahkan Malaysia. Kata Erick, pembentukan subholding mampu meningkatkan efisiensi kerja PLN kedepan.

Baca Juga

"Tahun ini akan ada subholding sendiri di tubuh PLN. Nantinya, enam bulan setelah ini ada lebih dulu virtual holding dan full transisi di 2025," ujar Erick di Kementerian BUMN, Rabu (19/1).

Erick menjelaskan yang terdekat, PLN akan memetakan semua pembangkit yang ada dan membentuknya sebagai subholding power generation. Kata Erick, nantinya semua pembangkit akan dilakukan spinoff dan dijadikan satu subholding sendiri.

"Nantinya, subholding ini juga bertugas untuk mencari pendanaan. Sebab, utang PLN saja sudah banyak hari ini. Jadi, subholding power ini bisa melakukan corporate action untuk mencari celah pendanaan," ujar Erick.

Apalagi, kata dia untuk bisa mencapai target Net Zero Emission PLN perlu banyak membangun pembangkit EBT  yang butuh dana yang tidak sedikit. Maka, opsi pencarian pendanaan di luar menjadi salah satu jalan terbaik.

"Jadi nanti ini pun bukan berarti menjual aset negara. Seperti halnya dengan konsolidasi yang kita lakukan kemarin di BRI PMN dan Pegadaian. Gak ada kekuatan asing yang akan mengambil tetapi menjadi optimisme bagi market untuk masa depan PLN kedepan," ujar Erick.

Baca juga: Ingin Koleksi Saham BUMN? Simak Kinerja Top 5 Ini

Transformasi PLN

Di saat yang sama, Erick juga meminta PLN melakukan percepatan transformasi. Erick menilai PLN harus dapat memanfaatkan momentum dalam menghadapi ketidakpastian rantai pasok global saat ini.

"Kita tahu sekarang seluruh dunia mengalami ketidakpastian rantai pasok," ujar Erick saat konferensi pers di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (19/1).

Sebagai negara dengan sumber daya alam (SDA) dan pasar yang besar, Erick menilai harus melakukan akselerasi dalam transisi ke energi baru terbarukan (EBT). Erick mengatakan melimpahnya sumber EBT merupakan hal yang tidak dimiliki negara lain.

"Dengan teknologi dan inovasi, sekarang air, angin, matahari, geothermal sudah bisa menjadi listrik. Artinya ini kesempatan juga untuk PLN bisa menjual listrik ke negara lain, ke negara-negara yang membutuhkan. Tentu ini harus kita lakukan secara konstruktif," ucap Erick.

Bagi Erick, sudah saatnya Indonesia merapikan peta jalan dalam SDA, transformasi PLN."Ini bukan berarti yang kadang-kadang dipikirkan banyak pihak kita mau liberalisasi, tidak. Justru kita mau transformasi untuk memastikan pelayanan kelistrikan lebih baik sehinggga listrik masuk desa dapat sesuai target," ungkap Erick.

Di saat yang bersamaan, Erick juga ingin memastikan penciptaan listrik yang berasal dari fosil dan sumber energi baru terbarukan (EBT) menjadi hal yang konkret dan sesuai agenda besar nol emosi pada 2050. Untuk mewujudkan hal tersebut, Erick menilai perlu kerja sama seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, BUMN, hingga swasta. 

"Tidak bisa melayani listrik dengan baik, tapi harga listrik naik terus karena EBT lebih mahal," kata Erick menambahkan.

Likuidasi PLN Batubara

Sementara itu PLN mentargetkan pada tahun ini akan selesai melakukan perubahan transformasi. Salah satunya dengan melakukan likuidasi anak usahanya, PLN Batubara.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan langkah melikuidasi PLN Batubara ini dilakukan untuk merampingkan kerja PLN kedepan. Ia mengakui saat ini, kerja PLN terutama dalam pengurusan rantai pasok sangat kompleks dan berbelit belit.

"PLN yang dulu memang sangat terfragmentasi. Komplek, panjang dan berbelit belit. Oleh karena itu, kami mau sederhanakan. Salah satunya adalah proses bisnis rantai pasok kebutuhan energi primer ini harus andal," ujar Darmawan di Kementerian BUMN, Rabu (19/1).

photo
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) berbincang dengan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kanan).

Saat ini kata Darmawan, dirinya sedang melakukan review dari proses bisnis dari PLN Batubara. Tak hanya itu, seara legal, operasional, SDM dan struktur di PLN Batubara.

"Yang nanti arahnya adalah melikuidasi PLN Batubara agar bisnis proses dari PLN bisa lebih efisien dan efektif," ujar Darmawan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement