REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Protokol resmi Covid-19 untuk sepak bola Italia telah diterbitkan. Protokol tersebut telah disepakati oleh otoritas olahraga, otoritas kesehatan setempat (ASL), dan pemerintah. Aturan terbaru akan mewajibkan suatu grup menjalani karantina jika terdapat kasus positif sebanyak 35 persen.
Dengan protokol resmi yang telah disepakati bersama ini, diharapkan tidak ada lagi persilangan tanggung jawab di antara para pihak. ASL dapat melakukan intervensi untuk memerintahkan sebuah tim menjalani karantina hanya jika setidaknya 35 persen dari pemain telah dinyatakan positif Covid-19.
Karena skuad Serie A dibatasi hanya berisikan 25 pemain, maka dari presentasi tersebut telah diputuskan bahwa karantina hanya akan diwajibkan jika sembilan pemain tercatat positif, bukan delapan. Selanjutnya, mereka yang dinyatakan positif akan diisolasi dan dipantau.
Perkembangan penting adalah bahwa mereka yang dianggap kontak dekat berisiko tinggi harus menjalani tes antigen harian setidaknya selama lima hari. Mereka juga wajib memakai masker jenis FFP2 setiap saat, kecuali sedang menjalani aktivitas olahraga.
Sebelumnya diyakini bahwa status vaksinasi akan menciptakan pengobatan yang berbeda, tetapi itu sekarang telah dihapus dari protokol. Ini berarti para pemain yang belum divaksinasi akan diberikan proses pengujian lima hari yang sama jika mereka menjalin kontak dekat.
Ada kekhawatiran bahwa keputusan pemerintah berarti pemain yang tidak divaksinasi tidak dapat memasuki ruang ganti setelah 10 Januari dan karenanya pemain itu tidak bisa ambil bagian. Namun aturan itu telah dibatalkan.
Selanjutnya, semua pemain harus memberikan tes antigen negatif yang diambil empat jam sebelum pertandingan. Diharapkan Serie A memiliki cakupan yang cukup, karena 98 persen pemain telah divaksinasi penuh pada Oktober 2021 dan mendapat suntikan booster.