Rabu 19 Jan 2022 14:55 WIB

Ibu-Ibu di Makassar Serbu Minyak Goreng Kemasan di Toko Retail

Aksi borong minyak goreng ini juga terjadi di beberapa daerah seperti Makassar.

Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah warga membeli minyak goreng kemasan (ilustrasi)
Foto: Prayogi/Republika.
Sejumlah warga membeli minyak goreng kemasan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Penjualan minyak goreng satu harga di angka Rp 14 ribu per liter membuat konsumen menyerbu sejumlah toko ritel. Tidak hanya di Jabodetabek, ternyata aksi borong minyak goreng ini juga terjadi di beberapa daerah. 

Di Kota Makassar dan kabupaten sekitarnya, kalangan ibu rumah tangga khusunya, menyerbu minyak goreng kemasan di toko retail yang memberikan potongan harga menggiurkan. 

Baca Juga

Minyak goreng yang biasanya dijual di pasaran Rp 40 ribu per dua liter kini menjadi Rp 28 ribu per dua liter. "Minyak goreng serupa jika dibeli di pasar masih harga Rp 40 ribu hingga Rp 42 ribu per dua liter, tapi di sini hanya ditebus Rp 28 ribu untuk volume yang sama," kata salah seorang pembeli kemasan, Masniah yang ikut antrean membeli minyak goreng di salah satu toko retail di Makassar, Rabu (19/1/2022).

Dia mengatakan, kesempatan untuk mendapatkan minyak goreng murah di tengah melonjaknya harga minyak goreng sejak akhir 2021, menjadi momen yang memicu ibu-ibu rumah tangga menyerbu toko retail di Kota Makassar. Hal senada dikemukakan ibu rumah tangga lainnya, Asrianti yang berdomisili di Kabupaten Maros saat dikonfirmasi. 

Menurut dia, minyak goreng kemasan dan jerigen sejak pagi sudah mulai diserbu ibu-ibu rumah tangga. Sehingga jelang siang sudah habis stoknya. "Saya masih sempat dapat dua kemasan dua liter, namun ibu-ibu yang di belakang saya sudah tidak kebagian lagi," ujarnya.

Menyikapi kondisi tersebut Humas Perumda Pasar Makassar Raya, Muh Idris mengatakan, kondisi ini dapat mengancam pedagang pasar tradisional yang akan semakin ditinggalkan konsumen. Karena adanya perbedaan harga yang sangat menyolok.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, pihak terkait yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Makassar sudah turun ke lapangan melakukan pemantauan dan pendataan yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan. Sementara aksi borong ibu-ibu di toko retail sangat disayangkan. Karena ada juga pihak penjual tidak memberikan batasan pembelian agar kebutuhan minyak goreng dan pemanfaatannya bisa lebih merata.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement