Rabu 19 Jan 2022 16:11 WIB

Diperkirakan, Warga Tonga Habiskan Satu Bulan tanpa Internet

Pemadaman komunikasi virtual membuat upaya bantuan makin sulit.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Friska Yolandha
Erupsi gunung berapi bawah laut di Tonga.
Foto: Reuters/Antara
Erupsi gunung berapi bawah laut di Tonga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tonga diperkirakan akan menghabiskan satu bulan tanpa internet akibat rusaknya kabel telekomunikasi bawah laut yang menghubungkan ke seluruh dunia. Karena letusan gunung berapi beberapa hari lalu, butuh setidaknya satu bulan untuk memperbaikinya.

Ledakan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai yang telah menewaskan sedikitnya tiga orang dan mengirimkan gelombang tsunami ke seluruh Pasifik, memutus konektivitas internet pada Sabtu (15/1/2022). Ketua Pemilik Kabel Tonga Cable Ltd, Samiuela Fonua, mengatakan, sebuah kapal spesialis akan berangkat dari Posrt Moresby dalam perjalanan perbaikan selama akhir pekan.

Baca Juga

Namun, dengan delapan atau sembilan hari berlayar untuk mengumpulkan peralatan di Samoa, ia menyebut pekerjaan itu bisa memakan waktu satu bulan. “Bisa lebih lama dari sebulan. Kabel sebenarnya berada di sekitar zona vulkanik. Kami tidak tahu apakah masih utuh, tertiup angin, atau tersangkut di suatu tempat di bawah air,” kata Fonua melalui telepon dari Auckland.

Sementara itu, warga Tonga yang berada di luar negeri berdoa sambil menunggu kabar dari teman dan kerabat mereka. Operator telekomunikasi Digicel mengatakan jaringan domestiknya aktif di pulau terpadat di Tonga dan sekarang difokuskan untuk memulihkan koneksi internasional. Sampai saat ini pemerintah Tonga dan Tonga Communications Corp milik negara tidak dapat dihubungi.

Pemadaman komunikasi virtual telah membuat upaya bantuan menjadi semakin sulit. Ini juga menggarisbawahi kerentanan kabel serat optik bawah laut yang telah menjadi tulang punggung telekomunikasi global.

Kabel yang didanai Bank Pembangunan Asia dan Bank Dunia senilai 34 juta dolar Amerika selesai pada 2018 dan meningkatkan kecepatan Tonga lebih dari 30 kali lipat. Meskipun, kabel tersebut hampir merupakan satu-satunya penghubung ke dunia luar.

Upaya untuk mereplikasi koneksi satelit darurat yang dibuat ketika kabel yang sama terputus tiga tahun lalu terhenti di tengah perselisihan kontrak antara pemerintah dan operator satelit yang berbasis di Singapura, Kacific. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan pada Selasa (18/1), Tonga sedang bernegosiasi dengan Kacific yang memiliki satelit di atas kepulauan untuk mengakses koneksi internet satelit. Tonga Cable diharapkan membayar perusahaan pemeliharaan AS SubCom untuk perbaikan tersebut.

Ketua Fonua menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut. Namun, dia mengatakan tagihan itu mungkin sekitar di bawah satu juta dolar Amerika. “Kami akan melunasi biayanya nanti. Ada juga beberapa perusahaan kabel lain yang bersedia menyediakan kabel cadangan,” tambahnya tanpa merinci.

Direktur Jenderal Departemen Pasifik ADB, Emma Veve, mengatakan, Tonga akan dapat mengakses fasilitas bantuan Bank Pembangunan Asia senilai 10 juta dolar AS berdasarkan permintaan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement