Kamis 20 Jan 2022 03:47 WIB

Cara Menghapus Dosa Bohong, Fitnah dan Ghibah

Berbohong, memfitnah dan menggunjing orang lain atau ghibah merupakan dosa.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
Berbohong, memfitnah dan menggunjing orang lain atau ghibah merupakan dosa. Foto: Bergunjing, ghibah (ilustrasi)
Foto: republika
Berbohong, memfitnah dan menggunjing orang lain atau ghibah merupakan dosa. Foto: Bergunjing, ghibah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Berbohong, memfitnah dan menggunjing orang lain atau ghibah merupakan dosa yang sudah ada sejak lama. Namun sepertinya dosa ini semakin marak terlihat dengan kemunculan beragam media sosial. Banyak orang seakan sangat mudah berbicara atau membuat unggahan berisi dusta, fitnah hingga ghibah. 

Termasuk juga, tidak sedikit warganet yang sangat mudah menyebarkan informasi atau berita yang belum diketahui pasti kebenarannya. Padahal informasi itu dapat merugikan orang lain. 

Baca Juga

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang orang fasik membawa berita maka periksa berita tersebut dengan teliti agar tidak menyebabkan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang nantinya akan menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan tersebut” (QS. Al Hujurat:6)

Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا 

Artinya: Rasûlullâh SAW bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong). (HR. Bukhari). 

Atas dosa berbohong hingga fitnah, ulama memberikan panduan terkait menebus kesalahan ini. Mantan Mufti Mesir, Dr Ali Jum'ah menyebut dosa ini bisa diampuni jika orang yang bersalah meminta maaf kepada orang yang dizalimi. 

"Berbohong, memfitnah, ghibah dan perkataan buruk bisa diampuni dengan meminta maaf kepada orang yang telah Anda lakukan ini. Ditambah juga dengan berdoa kepada Allah," jelasnya dilansir dari Elbalad (Rabu (19/1).

Syekh Ali Jum'ah juga memberikan satu doa untuk meminta ampunan atas dosa ini. Doanya adalah sebagai berikut:

اللهم اغفر له، اللهم عافه، اللهم ارزقه، اللهم سامحنى

Latin: Allahummaghfirlahu, allahumma 'aafihi, allahummarzuqhu, allahumma saamihnii. 

Artinya: “Ya Allah ampunilah dia, Ya Allah sembuhkanlah dia, Ya Allah berilah rezeki baginya, Ya Allah ampunilah saya,"

Tips menghilangkan kebiasaan gibah dan fitnah:

Perbanyak berdzikir atau mengingat Allah.

 

Jaga sholat lima waktu. 

 

Rasakan kehadiran Allah atas apa yang Anda katakan dan lakukan.

 

Pastikan untuk mengubah kejahatan dengan tangan Anda atau dengan lidah Anda, jika Anda melihat seorang yang melakukan dosa ini, nasihati dia dan bawa dia kembali ke jalan yang benar.

 

Memelihara kesadaran akan pentingnya menjaga persatuan Umat Muslim dan menjaga hati dan kehormatan Muslim lain

 

 

Rasulullah SAW bersabda:

وعن فضالة بن عبيد رضي الله عنه قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ : ((أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِالْمُؤْمِنِ ؟ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ، وَالْمُسْلِمُ : مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالْمُجَاهِدُ: مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ ، وَالْمُهَاجِرُ: مَنْ هَجَرَ الْخَطَايَا وَالذَّنُوبَ )) رواه أحمد .

Artinya: Dari Fadhalah bin Ubaid radhiallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda ketika haji wada: “Maukah aku kabarkan kalian tentang ciri seorang mukmin? Yaitu orang yang orang lain merasa aman dari gangguannya terhadap harta dan jiwanya. Dan muslim, adalah orang yang orang lain merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan mujahid, adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam ketaatan kepada Allah. Dan muhajir (orang yang hijrah), adakah orang yang meninggalkan kesalahan-kesalahan dan dosa” (HR. Ahmad).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement