Puluhan Hotel Tawarkan Produk untuk Tingkatkan Kunjungan Wisatawan ke Solo
Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Sebanyak 25 hotel di wilayah eks Karesidenan Surakarta atau Solo Raya menawarkan produk-produk mereka di acara Hotel Expo yang digelar selama lima hari di Solo Paragon Mall pada Rabu-Ahad (19-23/1). | Foto: istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebanyak 25 hotel di wilayah eks Karesidenan Surakarta atau Solo Raya menawarkan produk-produk mereka di acara Hotel Expo yang digelar selama lima hari di Solo Paragon Mall pada Rabu-Ahad (19-23/1). Melalui kegiatan tersebut, diharapkan rata-rata lama menginap (long of stay) tamu di hotel bisa meningkat.
Ekspo tersebut juga mengundang para calon pembeli (buyer) agar bisa bekerja sama dengan hotel-hotel itu.
Ketua Panitia acara, Veronica Lahji, mengatakan, kegiatan Hotel Expo tersebut sudah kedua kalinya digelar Solo Paragon Mall dan akan dijadikan kegiatan tahunan. Ada sekitar 25 hotel di Solo Raya yang bergabung, antara lain dari Karanganyar, Sukoharjo, dan Solo.
"Tujuan mengadakan Hotel Expo selain untuk memperkenalkan hotel-hotel itu sendiri, yang kami inginkan adalah meningkatkan daya kunjungan di Kota Solo. Jadi staycation di Kota Solo, titik-titik destinasi di Solo dan juga fasilitas-fasilitas yang dipunyai seluruh hotel yang ada di Kota Solo," kata Veronica kepada wartawan seusai pembukaan acara, Rabu (19/1).
Menurutnya, Hotel Expo kali ini berbeda dengan sebelumnya. Tahun ini, panitia membawa 41 calon buyer dari Yogyakarta yang terdiri atas agen perjalanan wisata, pemerintah dan perusahaan.
"Kami berharap ini bisa digunakan oleh teman-teman hotel peserta Hotel Expo ini supaya bisa memperkenalkan produk mereka dan membawa buyer pengunjung dari luar Kota Solo datang ke Solo," kata Veronica.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Aryo Widyandoko, mengatakan melalui kegiatan tersebut diharapkan pariwisata Solo minimal bisa kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah mempersiapkan paket-paket wisata untuk para wisatawan, seperti mobil listrik wisata. Selain itu, destinasi wisata yang ada juga sudah disiapkan, seperti Keraton Solo akan ditambah kegiatan-kegiatannya.
"Targetnya 2,5 hari long of stay tahun ini, sekarang kan masih 1,47 hari. Sama seperti tahun lalu, kita juga fokus pada komunitas-komunitas kesenian," jelas Aryo.
Aryo menyatakan, saat ini kegiatan kebudayaan dan pariwisata sudah mulai digelar. Namun, lantaran masih dalam kondisi pandemi Covid-19, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menekankan agar penyelenggara acara mematuhi protokol kesehatan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo, mengatakan, di negara lain salah satu sektor unggulan yang mendapatkan devisa itu pariwisata. Thailand menjadi salah satu contoh negara yang sudah menggarap sektor pariwisata. Sementara Indonesia masih kalah dibandingkan Malaysia dan Singapura.
"Padahal potensi luar biasa. Pantai, tarian, dan makanan kita jauh lebih bagus dan lebih banyak. Makanya pengembangan destinasi baru ini yang menjadi prioritas dan juga kegiatannya," kata Nugroho.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ekspo hotel tersebut, diharapkan meningkatkan rata-rata lama menginap para tamu di hotel. Salah satunya dengan membuat paket rapat dan wisata. "Solo ini juga harus mengembangkan. Orang meeting di Solo jangan cuma makan dan pulang. Yang tadinya 1,47 hari long of stay itu bisa ditingkatkan," katanya.