REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menargetkan penyelesaian depo LRT Jabodebek secara keseluruhan hingga sistem persinyalannya pada akhir tahun ini. Meski begitu, hal tersebut dipastikan tidak akan menghambat operasional LRT Jabodebek yang ditargetkan pada Agustus tahun ini.
"Penyelesaian depo, Oktober 2022 harus selesai. Lalu setelahnya (sisa akhir 2022) akan ada uji coba persinyalannya di depo. Satu bulan lagi akan uji coba kombinasi depo dan maindland," kata Executive Vice Presiden (EVP) LRT Jabodebek KAI Mochamad Purnomosidi usai Diskusi Publik Persiapan Operasional LRT Jabodebek, Rabu (19/1/2022).
Setelah semua siap pada akhir 2022, Purnomosidi mengatakan, penerapan operasional LRT Jebodebek secara otomatis tanpa masinis dapat dilakukan hingga depo. Operasional LRT yang menggunakan sistem Communication Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3.
Dengan begitu penerapan GoA level 3 secara penuh hingga depo LRT Jabodebek akan diterapkan pada 2023. Selama belum menggunakan sistem GoA level 3 tersebut, Purnomosidi mengatakan depo akan dijalankan dengan manual.
"Harapan kami jangan sampai gara-gara nungg depo beroperasi, mundur lagi (operasional LR Jabodebek). Jadi Agustus kita beroperasi tapi khusus depo bisa disiasat dengan manual terkunci," tutur Purnomosidi.
Dia menambahkan, pada Maret 2022, rangkaian kereta LRT Jabodebek yang saat ini ada di atas lintasan dapat diturunkan ke depo. Hal tersebut merupakan bagian dari perawatan ringan atau light maintenance. "Insya Allah, kereta kita sudah turun semua itu yang ada di atas. Di atas tinggal dipakai untuk pengujian saja (sebelum pengoperasian pada Agustus 2022,)" ujar Purnomosidi.