REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Jakarta batal menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen pada Rabu (19/1/2022) karena hasil tes "Polymerase ChainReaction" (PCR) para peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut belum keluar.
Wakil Kepala Sekolah SMAN 6 Jakarta Bidang Hubungan Masyarakat, Unro saat ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mengatakan, tes tersebut merupakan tindak lanjut dari temuan kasus Covid-19 dari salah satu siswanya pada Kamis (13/1/2022).
"PTM belum (hari ini) karena masih menunggu hasil tes PCR terkait Covid-19 yang dilakukan terhadap siswa, guru, serta karyawan," kata Unro.
Dia menjelaskan, tes usap PCR sebelumnya dilakukan Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru terhadap 82 orang yang terdiri atas 35 orang siswa kelas XI, 41 pendidik dan 6 tenaga kependidikan.
"35 siswa itu berasal dari kelas yang terdapat satu orang siswa positif Covid-19," kataUnro.
Kendati PTM telah ditiadakan sejak Jumat (14/1/2022), pihaknya tidak mau mengambil risiko dengan memulai PTM karena belum keluarnya hasil tes PCR tersebut.
"Sehingga daripada terkatung-katung tidak ada kepastian, kami putuskan hari ini untuk pembelajaran jarak jauh," ujarnya.
Dia menambahkan, apabila hasil tes PCR menunjukkan seluruh siswa dan guru tersebut negatif, maka PTM 100 persen di SMAN 6, dapat dimulai kembali pada Kamis (20/1/2022). SMAN 6 ditutup sementara selama lima hari sejak Jumat (14/1/2022) setelah satu siswa kelas XI MIPA 5 terkonfirmasi Covid-19 dari klaster keluarga.
"Satu anak dari klaster keluarga, jadi (awalnya) pihak orang tua pada Senin, (10/1/2022) minta izin anaknya tidak masuk karena mau tes PCR. Hari Kamis, (13/1/2022) terkonfirmasi Covid-19," kata Kepala Sekolah SMAN 6 Wanito Handoyo di Jumat, (14/1/2022).
Baca:Banjir Jakarta Meluas ke 102 RT, Jumlah Pengungsi Bertambah
Wanito memastikan, siswa tersebut tidak terkonfirmasi varian omicron. "Walaupun itu dari luar, maka kami tetap melaksanakan meliburkan anak selama lima hari untuk memastikan tidak terjadi klaster di sekolah," ungkap Wanito.
Baca: Banjir Diatasi Cepat Saat Hujan Ekstrem, Anies: Atas Izin Allah
Baca: Wagub DKI: 28 Sekolah Kembali Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen