Kamis 20 Jan 2022 00:45 WIB

Pembentukan Holding Tingkatkan Skala Bisnis PLN

Menteri BUMN Erick Thohir mendorong percepatan transformasi di tubuh PT PLN.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) bersama Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury (kiri) dan Dirut PLN Darmawan Prasodjo (kanan) menyampaikan keterangan pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (19/1/2022). Menteri BUMN menjelaskan saat ini PLN sedang dalam fase studi banding dengan sejumlah perusahaan listrik negara lain untuk menentukan kebijakan lanjutan mengenai holding dan subholding di dalam perusahaan tersebut.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) bersama Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury (kiri) dan Dirut PLN Darmawan Prasodjo (kanan) menyampaikan keterangan pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (19/1/2022). Menteri BUMN menjelaskan saat ini PLN sedang dalam fase studi banding dengan sejumlah perusahaan listrik negara lain untuk menentukan kebijakan lanjutan mengenai holding dan subholding di dalam perusahaan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Associate Director BUMN Research Group LMUI Toto Pranoto mengatakan rencana pembentukan subholding PT PLN (Persero) merupakan langkah tepat dalam memperbaiki kinerja perusahaan. Toto menilai contoh sukses subholding telah ditorehkan PT Pertamina (Pertamina) yang telah lebih dahulu menerapkan model transformasi organisasi dengan subholding.

"Jadi PLN sebagai operational holding akan berubah ke depan menjadi strategic holding (nonoperating holding)," ujar Toto pada Rabu (18/1/2022).

Baca Juga

Toto menyebut tantangan PLN sebagai operational holding ialah dalam persoalan meningkatkan value creation dari seluruh potensi yang ada di perusahaan listrik milik negara tersebut. Namun begitu, sebagai strategic holding, ucap Toto, PLN bisa fokus pada aspek perencanaan new ventures, strategic financing, serta aspek strategis pengembangan talenta.

"Operational bisnis akan dilaksanakan pada level subholding. PLN akan fokus pada sisi perbaikan aspek operasi dan ekspansi pasar sehingga ke depan bisa meningkatkan skala bisnis secara lebih signifikan," ucap Toto.

Di atas kertas, lanjut Toto, konsep ini ideal untuk pengembangan PLN ke depan yang lebih sehat dan kompetitif. Namun, Toto mengingatkan PLN harus kerja keras terkait posisi utang PLN konsolidasi yang cukup besar.

"Artinya PLN perlu mendapatkan ruang relaksasi cukup besar terkait penyelesaian utang existing karena rencana capex semua subholding ke depan juga pasti akan besar," kata Toto menambahkan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement