Kamis 20 Jan 2022 00:08 WIB

BKKBN Luncurkan Kontrasepsi Aman untuk Ibu Menyusui

Pil KB mengandung hormon progestin bisa menjadi salah satu pilihan kontrasepsi ibu

Ibu menyusui. (Ilustrasi)
Foto: Republika
Ibu menyusui. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau meluncurkan kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui yakni Pil KB Progestin.Pil KB yang mengandung hormon progestin bisa menjadi salah satu pilihan kontrasepsi bagi ibu yang masih memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

"Sebab setelah melahirkan, sang ibu tetap berpeluang untuk langsung hamil kendati si ibu masih menyusui bayinya. Jenis KB ini memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan," kata Kepala Perwakilan BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia di Pekanbaru, Rabu (19/1/2022).

Mardalena Wati mengatakan itu pada acara "Peluncuran pil KB bagi ibu menyusui dalam mendukung ASI eksklusif guna mencegah stunting" di Riau, digelar di Puskesmas Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru. Dia mengatakan ketika kehamilan bisa dicegah maka kelahiran berikutnya bisa berjarak, dan menyusui anak bisa maksimal dan kasih sayang kepada anak lebih maksimal juga.

Berdasarkan penelitian anak yang kurang kasih sayang bisa mengganggu pertumbuhan otaknya. "Karenanya dengan peluncuran Pil KB progestin selain menjarangkan kelahiran anak berikutnya, juga dalam mengantisipasi anak mengalami stunting," katanya.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang diluncurkan 2021 prevalensi stunting di Riau tercatat 22,3 dan kasus ini harus terus diupayakan turun terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menargetkan pada 2024, angka stunting turun menjadi 14 persen. Sesuai dengan amanat Perpres nomor 72 tahun 2021 dalam rangka percepatan penurunan stunting, ada 4 indikator yang diamanatkan kepada BKKBN salah satunya adalah meningkatkan KB pascasalin.

Selain program KB pascapersalinan, BKKBN Riau pun menerjunkan sebanyak 3.558 tim pendamping keluarga terdiri atas Kader KB Bangga Kencana, Kader PPK dan Bidan Desa. "Tim pendamping tersebut berada di desa, atau kelurahan dan satu tim terdiri atas tiga orang yang mendampingi keluarga dimulai dari PUS yang minimal tiga bulan akan menikah, bekerja sama dengan Kemenag. Calon pengantin perempuan diukur HBnya, berat badan dan lingkar lengan atas serta tingi badannya," katanya.

Catin perempuan akan dipandu Tim pendamping keluarga untuk memenuhi kriteria sesuai yang diukur tadi agar bisa menjalani rumah tangga dengan baik dan hamil serta melahirkan anak-anak yang sehat. Berdasarkan data profil prevalensi balita stunting di Riau sesuai SSGI 2021 per kabupaten dan kota yakni Kabupaten Rohil dengan prevalensi stunting tertinggi yakni 29,7, Kabupaten Inhil 28,4, Kabupaten Rohul 25,8, Kabupaten Kampar 25,7, Kabupaten Inhil 23,6, Kabupaten Kepulauan Meranti 23,3, Kota Dumai 23,0 , Kuansing 22,4, dan Provinsi Riau 22,3.

Berikutnya prevalensi balita stunting di Kabupaten Bengkalis 21,9, Kabupaten Pelalawan 21,2, dan Kabupaten Siak 19,0, serta Kota Pekanbaru 11,4 menjadi daerah terendah cakupan prevelensi stuntingnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement