REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku, dana bansos masih bersisa Rp 2,7 triliun dari APBN Tahun Anggaran 2021. Risma pun menargetkan dana sisa itu sudah tersalurkan semua kepada penerima bansos pada akhir Februari 2022.
"Total anggaran Kemensos itu Rp 108 triliun. Realisasinya Rp 105 triliun sekian. Sebagian besar yang belum terealisasi itu adalah (dana) bansos, yaitu Rp 2,7 triliun," kata Risma dalam rapat dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Menurut Risma, dana bansos sebanyak itu belum tersalurkan karena pihak bank tak kunjung menyerahkan kartu bansos kepada warga. Alhasil, penyalurannya tertunda.
Mensos menyatakan sudah berkomunikasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bahwa kartu bansos sudah ada di bank, namun belum diserahkan ke penerima manfaat.
Mandeknya penyaluran bansos itu, kata dia, terjadi di sejumlah daerah. Di Provinsi Bali, misalnya, realisasi pencairan bansosnya baru 84 persen. Di Jawa Tengah juga masih kecil, yakni sekitar 80 persen lebih. Begitu pula di Papua.
Risma menargetkan dana bansos Rp 2,7 triliun itu sudah tersalurkan semua kepada penerima pada akhir Februari. Dia mengajak anggota Komisi VIII untuk membantu penyaluran dana bansos tersisa ini.
"Kalau Bapak-Ibu berkenan, kita turun ke daerah pemilihan (dapil) Bapak-Ibu. Nanti Bapak-Ibu dampingi saat kita menyalurkan. Karena besar sekali (dana yang belum tersalurkan)," kata Risma.