REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Penjualan senjata Jerman telah mencapai rekor tertinggi pada 2021. Separuh dari penjualan senjata tersebut diekspor ke Mesir.
Dilansir Middle East Monitor, Kamis (20/1/2022), pada 2021 Jerman mengekspor senjata senilai 9,35 miliar euro, atau naik 61 persen dari 2020. Sebagian besar ekspor senjata disahkan oleh pemerintahan mantan Kanselir Angela Merkel.
Negara urutan teratas dalam daftar pembelian senjata dari Jerman adalah Mesir dengan nilai sekitar 4,34 miliar euro, atau separuh dari total penjualan. Jerman mengirim sistem pertahanan udara dan peralatan maritim ke Mesir. Kemudian diikuti oleh Amerika Serikat yang membeli senjata dari Jerman dengan nilai 1,01 miliar euro, atau seperempat dari total pembelian Mesir.
Aktivis hak asasi manusia telah bertahun-tahun melobi penjualan senjata ke Mesir yang terlibat dalam konflik di Libya dan Yaman. Selain itu, Mesir juga melakukan kampanye militer yang berlarut-larut dan tidak proporsional di Sinai.
Pada Agustus 2021 lalu sebuah video menunjukkan militer Mesir menembak seorang pria dari jarak dekat, saat pria itu sedang tidur. Sementara video yang lain menunjukkan seorang pria tak bersenjata ditembak dari atas saat dia berlari melalui padang pasir.
Ribuan pembangkang di Mesir ditahan dalam kondisi yang mengerikan. Mereka ditahan selama bertahun-tahun dan disiksa secara sistematis. Mereka juga dilarang untuk mendapatkan kunjungan keluarga. Awal bulan ini, salah satu organisasi hak asasi manusia terkemuka Mesir menangguhkan kegiatan mereka menyusul meningkatnya represi dari pasukan keamanan.
Penjualan senjata Jerman dinilai yang tidak konsisten. Setelah pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul, pemerintah Jerman melarang penjualan senjata ke Arab Saudi.
Namun Jerman kembali membuka ekspor senjata ke Saudi. Dalam enam bulan pertama 2019, Berlin menjual senjata senilai 831.003 euro kepada Riyadh.
Selain itu, Jerman juga memblokir ekspor senjata ke Ukraina. Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengatakan, penangguhan penjualan senjata ini sebagai bagian dari kebijakan perdamaian Jerman yang membatasi ekspor senjata dan mempromosikan diplomasi.
"Kebijakan pembatasan ekspor senjata didasarkan pada sejarah kita," ujar Baerbock.