Kamis 20 Jan 2022 08:48 WIB

Biden Duga Rusia akan Invasi Ukraina

AS akan menjatuhkan sanksi yang sangat berar jika Rusia menyerang Ukraina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Joe Biden berbicara tentang rencana infrastruktur dan agenda domestiknya selama kunjungan ke Electric City Trolley Museum di Scranton, Pa., pada 20 Oktober 2021.
Foto: AP/Susan Walsh
Presiden Joe Biden berbicara tentang rencana infrastruktur dan agenda domestiknya selama kunjungan ke Electric City Trolley Museum di Scranton, Pa., pada 20 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (19/1/2022) memperkirakan, Rusia akan mengambil tindakan invasi terhadap Ukraina. Biden kembali menegaskan bahwa AS akan menjatuhkan sanksi yang sangat berar jika Rusia menyerang Ukraina.

"Dugaan saya adalah dia (Presiden Rusia Vladimir Putin) akan bergerak. Dia akan melakukan sesuatu," kata Biden tentang Putin pada konferensi pers.

Baca Juga

Biden mengatakan, Rusia akan dimintai pertanggungjawaban jika melakukan serangan terhadap Ukraina. Apabila Rusia melakukan serangan skala besar, maka AS akan menjatuhkan sanksi yang membuat Moskow menderita. Namun jika Rusia melakukan "serangan skala kecil", maka AS akan mengambil langkah yang sesuai.

"Itu tergantung pada apa yang dilakukan, jika itu adalah serangan kecil maka kami akan mengambil langkah yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Tapi akan menjadi bencana bagi Rusia jika mereka menginvasi Ukraina lebih lanjut," kata Biden.

Biden mengatakan, ada kemungkinan dia akan melakukan pertemuan puncak ketiga dengan Putin. Biden khawatir bahwa konflik Ukraina dapat memiliki implikasi yang lebih luas dan bisa lepas kendali.

Biden meyakini bahwa Putin akan menguji para pemimpin negara Barat.  Tanggapan terhadap setiap invasi Rusia akan tergantung pada skala tindakan Moskow. Biden dan timnya telah menyiapkan serangkaian sanksi ekonomi untuk Rusia jika terjadi invasi. Biden mengatakan, salah sati sanksinya yaitu perusahaan Rusia dapat kehilangan kemampuan untuk menggunakan dolar AS.

Ketika ditanya apa yang dia maksud dengan "serangan kecil," Biden mengatakan sekutu NATO tidak memiliki pendapat yang sama tentang bagaimana merespons Rusia. Hal ini tergantung pada apa yang dilakukan Putin.  

"Negara-negara besar tidak bisa menggertak. Kemudian gagasan bahwa kita akan melakukan apa saja untuk memecah NATO akan menjadi kesalahan besar. Jadi pertanyaannya adalah, apakah itu sesuatu yang jauh dari invasi signifikan atau hanya pasukan militer besar yang datang. Misalnya, menentukan apakah mereka terus menggunakan upaya siber, kita dapat merespons dengan cara yang sama," ujar Biden.

Biden mengatakan, Putin telah memintanya untuk menjamin dua masalah. Pertama, Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan NATO. Kemudian kedua, senjata "strategis" atau nuklir tidak pernah ditempatkan di tanah Ukraina.

Biden mencatat ada sedikit kemungkinan Ukraina bergabung dengan aliansi NATO. Namun menurut Biden, mungkin ada kesepakatan di mana Barat tidak menempatkan pasukan nuklir di Ukraina.

“Kami dapat mengerjakan sesuatu pada bagian kedua, tergantung pada postur Rusia sendiri," kata Biden.

Para pejabat Rusia telah berulang kali membantah bahwa mereka berencana untuk menyerang Ukraina. Tetapi di sisi lain, Kremlin telah mengerahkan sekitar 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina. Negara Barat mengatakan, pengerahan pasukan tersebut adalah persiapan untuk perang dan mencegah Ukraina bergabung dengan aliansi keamanan NATO. Gedung Putih menekankan setiap langkah militer Rusia ke Ukraina akan menimbulkan tanggapan keras.

"Jika ada pasukan militer Rusia bergerak melintasi perbatasan Ukraina, itu adalah invasi baru, dan itu akan ditanggapi dengan tanggapan cepat, keras, dan bersatu dari Amerika Serikat dan sekutu kami," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.

Psaki mengatakan, serangan siber dan taktik paramiliter oleh Rusia akan dibalas dengan tanggapan yang tegas, timbal balik, dan bersatu. Partai Republik menyatakan keprihatinan tentang pernyataan Biden.

"Setiap serangan oleh militer Rusia ke Ukraina harus dilihat sebagai serangan besar karena akan mengacaukan Ukraina dan negara-negara yang mencintai kebebasan di Eropa Timur," kata Senator dari Partai Republik, Rob Portman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement