Kamis 20 Jan 2022 09:24 WIB

Gejala Omicron yang Terbanyak Dikeluhkan Pasien

97,5 persen pasien Covid-19 yang memiliki gejala akan terlihat dalam 11,5 hari.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Gejala omicron terbanyak yang disebutkan pasien di Amerika Serikat (AS). (ilustrasi).
Foto: Republika
Gejala omicron terbanyak yang disebutkan pasien di Amerika Serikat (AS). (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lonjakan Covid-19 terus naik di seluruh Amerika Serikat (AS). Hal ini menyebabkan kekurangan staf rumah sakit dan maskapai penerbangan membatalkan penerbangan karena karyawan tertular virus dan mengaku sakit.

Dengan penyebaran omicron seperti api, jutaan orang telah terpapar dan biasanya penyakit muncul dalam dua pekan pertama paparan. "Masa inkubasi Covid-19 diperkirakan berlangsung hingga 14 hari, dengan waktu rata-rata empat sampai lima hari dari paparan hingga timbulnya gejala," ujar Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) seperti dilansir di laman Eat This Not That, Kamis (20/1).

Baca Juga

Satu studi melaporkan 97,5 persen orang dengan Covid-19 yang memiliki gejala akan terlihat dalam 11,5 hari setelah infeksi SARS-CoV-2. Direktur Institut Autoimun dan Penyakit Rematik di Saint Joseph Health dan penulis Immunity Strong, Robert G Lahita (dr Bob), menjelaskan walaupun virus memengaruhi setiap orang secara berbeda, gejala umum yang dilaporkan pasien meliputi sakit tenggorokan, pilek, hidung tersumbat, demam, dan kelelahan.

Seorang Infection Control Practitioner (ICP) dalam epidemiologi rumah sakit, Erica Susky, mengatan gejala yang didapat orang dari omicron, seperti halnya strain SARS-CoV-2 lainnya bervariasi dalam jenis dan tingkat keparahan tergantung pada individunya. Manifestasi yang paling umum masih gejala saluran pernafasan yang terlihat seperti pilek atau alergi (batuk, nyeri, tersumbat, sakit tenggorokan, demam, dan menggigil).

"Beberapa gejala lain yang juga terjadi adalah gejala gastrointestinal (sakit perut, diare, mual dan muntah), kelelahan, dan nafsu makan menurun," ujarnya.

Menurut Susky, sebagian besar orang mendapatkan penyakit yang lebih ringan dengan Omicron karena tampaknya merupakan jenis SARS-CoV-2 yang lebih ringan. Tapi ini mungkin juga sebagian karena kekebalan parsial yang diberikan oleh vaksin yang mengurangi keparahan penyakit.

"Karena itu, gejala sering kali sangat ringan sehingga sulit dibedakan kecuali jika seseorang mengalami sendiri gejalanya," ujarnya.

Di rumah sakit, semakin sulit untuk menentukan pasien mana yang mungkin mengalami perubahan gejala yang menunjukkan mereka mungkin memiliki Covid-19. Ringan tidak perlu dirawat di rumah sakit. Itu tidak berarti Anda tidak akan merasa benar-benar sengsara jika Anda mendapatkan omicron. 

Tentu saja, Anda mungkin mengalami gejala yang lebih parah, terutama jika Anda tidak divaksinasi. Orang dengan Covid-19 memiliki berbagai gejala yang dilaporkan, mulai dari gejala ringan hingga penyakit parah. Gejala dapat muncul dua sampai 14 hari setelah terpapar virus.

"Siapa pun dapat memiliki gejala ringan hingga parah. Orang dengan gejala ini mungkin memiliki Covid-19," jelas CDC.

Gejalanya adalah demam atau kedinginan, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, hilangnya rasa atau bau baru, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, serta diare.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement