Survei UII : Banyak Mahasiswa Masih Suka Perkuliahan Daring

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq

Rektor UII, Fathul Wahid.
Rektor UII, Fathul Wahid. | Foto: Neni Ridarineni.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta melakukan survei terhadap pandangan mahasiswa/i terkait perkuliahan. Uniknya, survei sementara ke fakultas-fakultas ini menunjukkan cukup banyak mahasiswa/i yang masih suka perkuliahan daring.

Rektor UII, Prof Fathul Wahid, mengungkapkan hasil survei sementara yang sudah didapatkan. Misal, dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), mahasiswa/i angkatan 2020/2021 memiliki preferensi luring sekitar 67 persen.

Artinya, sisanya sekitar 33 persen mahasiswa/i angkatan 2020/2021  memilih perkuliahan daring. Kemudian, dari Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, yang memiliki preferensi luring mencapai 71 persen, sekitar 29 persen daring.

"Kemudian, Fakultas Kedokteran, luring 60 persen, sisanya (40 persen) daring. Ada pula yang tidak diizinkan orang tua, contohnya FMIPA yang tidak diizinkan orang tua sedikit, tapi yang ragu-ragu 20 persen," kata Fathul, Kamis (20/1).

Ia mengaku cukup sulit melihat pola yang ada karena ini terkait prodi-prodi itu sendiri. Contohnya, prodi-prodi terkait kesehatan tampak lebih suka perkuliahan luring, karena menyangkut keterampilan tangan dan lebih banyak berisi praktikum.

Fathul menekankan, evaluasi UII terkait perkuliahan daring menunjukkan hasil yang cukup bagus. Walaupun belum final, survei tetap menunjukkan ada sebagian besar mahasiswa/i yang masih menyukai daring, bahkan angkatan baru 2020/2021.

"Mungkin ada pertimbangan masing-masing, bagaimanapun ada kelebihan dari proses daring seperti fleksibilitas. Misal, mahasiswa ada kewajiban lain di rumah yang kita tidak tahu ternyata membuat perkuliahan daring lebih disukai," ujarnya.

Fathul turut membuka kemungkinan terhadap alasan-alasan lain yang tidak selalu bisa dikemukakan dan membuat perkuliahan secara daring dirasa baik-baik saja. UII sendiri disebut sudah sangat siap melakukan perkuliahan luring atau hybrid.

Sudah disiapkan mulai dari regulasi, koordinasi dan rencananya sebentar lagi akan dilakukan sosialisasi ke mahasiswa/i. Apalagi, Fathul mengingatkan, mahasiswa/i UII berasal tidak cuma dari seluruh Indonesia, tapi dari negara-negara di dunia.

Kemudian, mitigasi dilakukan dengan berbagai langkah. Mahasiswa/i dipastikan mendapat informasi lengkap, termasuk memudahkan mereka melakukan perencanaan seperti tempat tinggal dan transportasi, apalagi mereka yang dari luar negeri.

"Internal prodi-prodi harus merencanakan dengan baik karena tidak mungkin semua luring, karena kalau separuh saja luring semua kuliah bisa sampai jam 10 malam," kata Fathul.

Ia menegaskan, harus ada rencana yang tepat, sehingga semua memiliki kesempatan luring walaupun tidak untuk semua mata kuliah. Minimal, lanjut Fathul, bisa menginjakkan kaki ke kampus, bisa berinteraksi, khususnya dua angkatan terakhir.

Sebab, mahasiswa/i dari dua angkatan terakhir belum pernah menginjakkan kaki ke kampus, sehingga jadi prioritas luring. Fathul menekankan, masih ada opsi untuk daring karena tidak bisa dipaksa dan untuk antisipasi masalah-masalah teknis.

"Jadi, harus ada izin orang tua. Kami berharap sebagian besar dapat diizinkan, sebagian besar sehat, sudah vaksin dua kali, sehingga bisa mengikuti luring," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


UMM Undang Alumni dan Mahasiswanya yang Berprestasi

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark