Kamis 20 Jan 2022 14:40 WIB

Dituding Dukung Anti-Semitisme, 2 Masjid di Prancis Ditutup 

Prancis masih melakukan pengawasan ketat terhadap sejumlah masjid

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera Prancis. Prancis masih melakukan pengawasan ketat terhadap sejumlah masjid
Foto: blogspot.com
Bendera Prancis. Prancis masih melakukan pengawasan ketat terhadap sejumlah masjid

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Sebuah masjid di selatan kota Cannes ditutup oleh pihak berwenang. Menteri Dalam Negeri Prancis menyebut rumah ibadah tersebut diduga mempromosikan pernyataan anti-semit. 

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan keputusan untuk menutup Masjid Al Madina Al Mounawara selama dua bulan juga diambil karena mereka mendukung dua kelompok Islam yaitu Collective against Islamophobia in France (CCIF) dan BarakaCity. Dua kelompok ini dilarang karena menyebarkan propaganda Islam. 

Baca Juga

Alasan lain yang menyebabkan penutupan masjid adalah dukungannya terhadap pernyataan antisemitisme dan hasutan kebencian. Namun, Menteri tidak menyebutkan secara khusus atau terperinci terkait insiden tersebut.  

Sebuah pernyataan dari Pemerintah Kota Cannes mengatakan keputusan tersebut diambil setelah penelitian yang cermat oleh layanan negara dan beberapa laporan yang dibuat langsung oleh pemerintah kota Cannes sejak 2015. 

"Sebagian besar Muslim yang sering mengunjungi masjid yang sangat tua ini tidak memiliki orientasi yang sama, dimana beberapa pihak memperingatkan kami. Oleh karena itu, tergantung pada munculnya pemimpin baru yang menghormati Republik Prancis dan negara, sehingga tempat ibadah nanti dapat dibuka kembali,” kata mereka dikutip di 5 Pillars, Kamis (20/1). 

Imam baru masjid, Amhed Guessoum, mengatakan dia tidak ada hubungannya dengan tuduhan ini. Dia menyebut permintaan penutupan yang dilayangkan pemerintah tidak bisa dibenarkan. 

Baca juga: Mualaf Syavina, Ajakan Murtad Saat Berislam dan Ekonomi Jatuh  

 

 

"Sosok yang dimaksud adalah mantan rektor Mustapha Dali yang telah pensiun, tetapi terus mengekspresikan dirinya di jejaring sosial dan halaman Facebook masjid ketika tinggal di Paris selama enam bulan. Kami tidak dapat melakukan intervensi langsung di halaman Facebook ini dan kami akan membuat yang lain,” ucap dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement