Kamis 20 Jan 2022 15:20 WIB

OJK: Penanganan Covid-19 Berikan Dampak Positif Ekonomi

Menurut OJK aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat sudah membaik

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Perajin menyelesaikan pembuatan kursi rotan di salah satu tempat produksi UMKM Karya Trieng di Banda Aceh, Aceh, Senin (17/1/2022). Pemerintah menyiapkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada 2022 sebesar Rp451 triliun untuk kesehatan, perlindungan sosial dan fasilitas fiskal untuk beberapa sektor UMKM maupun korporasi. Menurut OJK aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat sudah membaik. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Perajin menyelesaikan pembuatan kursi rotan di salah satu tempat produksi UMKM Karya Trieng di Banda Aceh, Aceh, Senin (17/1/2022). Pemerintah menyiapkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada 2022 sebesar Rp451 triliun untuk kesehatan, perlindungan sosial dan fasilitas fiskal untuk beberapa sektor UMKM maupun korporasi. Menurut OJK aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat sudah membaik. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menilai penanganan Covid-19 telah memberikan dampak positif untuk sektor ekonomi dan keuangan.

"Sektor ekonomi dan keuangan terus mengalami pemulihan pada masa pandemi yang didukung semakin membaiknya penanganan Covid-19 dan ditandai dengan terus menurunnya kasus Covid-19," kata Wimboh pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022 secara virtual di Jakarta, Kamis (20/1/2022).

Baca Juga

Pada pertemuan virtual yang diikuti seluruh perwakilan OJK di 34 provinsi termasuk Makassar, Wimboh mengatakan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat sudah membaik, meskipun diakui belum 100 persen. Sementara sesuai tugas dan wewenang OJK, lanjut dia, dalam mendorong kebijakan mikro dan makro selalu melakukan koordinasi dengan BI dan Kementerian Keuangan, termasuk dalam mengatur dan mengawal jasa keuangan ini.

Mengenai stabilitas sistem keuangan, ditunjukkan dengan indeks sistem keuangan yang terkendali dan perbaikan indikator-indikator keuangan lainnya. Sebagai gambaran, di sektor perbankan pada akhir 2021 lalu, kredit sudah bertumbuh sampai 5 persen dibandingkan akhir 2020 yang masih di bawah atau -2,4 persen.

Begitu pula risiko perbankan tetap terjaga yang ditandai NPL gross turun menjadi 3.00 persen pada Desember 2021 dibanding 3,22 pada September 2021. Sedang restrukturisasi kredit pada Covid-19 yang melandai tercatat Rp 693,6 triliun yang terdiri dari UMKM sebanyak Rp 264,8 triliun (3,07 juta debitur) dan non UMKM Rp 428,8 triliun (1,15 juta debitur).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement