Jumat 21 Jan 2022 01:45 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Introspeksi Agar tak Lupa Diri

Ada beberapa cara untuk mengobati sifat sombong.

Red: Ani Nursalikah
Umat Islam menjaga jarak fisik selama shalat Jumat di tengah kemudahan pembatasan COVID-19 di Masjid Agung Istiqlal di Jakarta, Indonesia, 15 Oktober 2021. Naskah Khutbah Jumat: Introspeksi Agar tak Lupa Diri
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Umat Islam menjaga jarak fisik selama shalat Jumat di tengah kemudahan pembatasan COVID-19 di Masjid Agung Istiqlal di Jakarta, Indonesia, 15 Oktober 2021. Naskah Khutbah Jumat: Introspeksi Agar tak Lupa Diri

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Diyan FaturahmanKa. Asrama Putra PERSADA UAD; Anggota MTT PDM Kota Yogyakarta

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه . اَللّٰهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. فَيَا عِبَادَاللهُ اُوصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَاالله . اِتَّقُواللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن . أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Baca Juga

Sesungguhnya segala pujian hanya bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang haq, agama yang benar. Yakni agama Islam agar menjadi rahmat bagi semesta alam.

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Ketika kita mengingat jasa para pendahulu, baik yang namanya harum karena dikukuhkan sebagai pahlawan nasional, maupun harum karena dikenang oleh masyarakat setempat, sebagai seorang muslim kita mengingat satu ayat yang sangat masyhur serta menjadi doa yang sering kita panjatkan,

وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَٰنِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Hasyr: 10)

Ayat di atas menerangkan tentang keutamaan dan sifat orang-orang beriman, yaitu tepatnya setelah kaum Muhajirin dan Anshor berhasil membangun persaudaraan yang sangat kuat atas dasar keimanan.

Dalam konteks berbangsa yaitu kaitannya dengan perjuangan meraih kemerdekaan, maka doa ini juga kita peruntukkan untuk mereka yang telah mengorbankan jiwa, raga, harta, dan ilmunya untuk kepentingan generasi sekarang ini. Agar jangan sampai dalam hati kita timbul kebencian dan kedengkian, yang justru berakibat pada menghianati usaha-usaha para pendahulu kita dalam mewujudkan kehidupan berbangsa yang aman, damai dan sentosa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement