Kamis 20 Jan 2022 17:05 WIB

Banjir di Pakuhaji Tangerang Meluas, Warga Terdampak Capai 660 KK

Ratusan warga terdampak banjir Tangerang berasal dari dua desa di Kecamatan Pakuhaji

Rep: Eva Rianti / Red: Nur Aini
Seorang warga menjemur pakaian di tengah banjir di kawasan Benda, Kota Tangerang, Banten, Rabu (19/1/2022). Banjir tersebut terjadi karena buruknya drainase di kawasan itu serta tingginya instensitas hujan pada Selasa (18/1) siang.
Foto: ANTARA/Fauzan
Seorang warga menjemur pakaian di tengah banjir di kawasan Benda, Kota Tangerang, Banten, Rabu (19/1/2022). Banjir tersebut terjadi karena buruknya drainase di kawasan itu serta tingginya instensitas hujan pada Selasa (18/1) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Jumlah warga di wilayah Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten yang terdampak banjir luapan sungai bertambah menjadi 660 kepala keluarga (KK) dari sebelumnya sekitar 350 KK. Ratusan warga yang terdampak itu berasal dari dua desa di Kecamatan Pakuhaji, yakni Desa Laksana dan Desa Gaga. 

Bertambahnya jumlah korban banjir tersebut seiring meluasnya luapan sungai di wilayah tersebut, bersamaan dengan tingginya intensitas curah hujan yang melanda beberapa hari ini. 

Baca Juga

"Di Kampung Sungai Turi, RT 01, 02 RW 10 Desa Laksana, Kecamatan Pakuhaji sebanyak 175 KK, kemudian di RW 11, Desa Laksana sebanyak 175 KK. Di Kampung Kebon Mahi RT.01/01, Desa Gaga sebanyak 80 KK dan Kampung Kamal RT. 02/05, Desa Gaga sebanyak 230 KK," ujar Camat Pakuhaji Asmawi dalam keterangannya, Kamis (20/1/2022). 

Kondisi ketinggian air di beberapa titik tersebut beragam dan berkisar antara 30 sentimeter (cm) hingga 80 cm. Meski demikian, Asmawi menyebut warga yang terdampak memilih bertahan di tempat tinggal mereka masing-masing. 

"Sampai saat ini warga tidak mau dievakuasi atau mengungsi, karena menganggap hal yang biasa," tuturnya. 

Dia mengatakan, meskipun tidak ada warga yang mengungsi, pihaknya telah menyiapkan lokasi pengungsian sebagai upaya antisipasi. "Lokasi pengungsian yang disiapkan depan pos satpam pergudangan 19 dan pergudangan BLP," kata dia. 

Masyarakat diimbau agar tidak panik dengan kondisi banjir yang belum teratasi. Apabila ketinggian air semakin naik, warga diminta untuk siap-siap meninggalkan lokasi, mencari tempat pengungsi ke tempat yang lebih tinggi, serta tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). 

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang mencatat ada 350 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir di Kecamatan Pakuhaji. "Laporan sementara pos Pakuhaji, bencana banjir di Kampung Sungai Turi, Desa Laksana, Kecamatan Pakuhaji yang terdampak 350 KK," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang Abdul Munir, Rabu (19/1/2022). 

Baca: Sampah Danau Singkarak Sulitkan Nelayan Mencari ikan

Menurut penuturannya, peristiwa banjir yang terjadi di kawasan tersebut terjadi lantaran curah hujan yang tinggi. Di samping itu juga adanya kiriman air yang berlimpah dari kawasan Bogor. 

"Penyebab banjir, tingginya curah hujan dan kiriman air dari Bogor, limpasan dari Sungai Cisadane yang menyebabkan banjir di Kampung Sungai Turi. Itupun cepat surut kalau curah hujan sudah berhenti," kata Munir. 

Baca: Enam WNI di Tonga Selamat Pascaletusan Gunung Berapi dan Tsunami

Baca: Harga Minyak Goreng di Supermarket Cirebon Sudah Turun

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement