Kamis 20 Jan 2022 17:42 WIB

Herry Wirawan Meminta Maaf dan Keringanan Hukuman 

Kuasa hukum Herry juga meminta agar hukuman yang diberikan kepada terdakwa, adil.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Terdakwa kasus pemerkosaan terhadap 13 santri Herry Wirawan digiring petugas menuju mobil tahanan usai menjalani sidang.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Terdakwa kasus pemerkosaan terhadap 13 santri Herry Wirawan digiring petugas menuju mobil tahanan usai menjalani sidang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sidang lanjutan kasus pelecehan seksual dengan terdakwa Herry Wirawan di Pengadilan Negeri Bandung digelar, Kamis (20/1/2022). Dalam sidang dengan agenda pembacaan pleidoi atau pembelaan, Herry Wirawan meminta keringanan hukuman kepada majelis hakim.

"Dia minta keringanan hukuman, itu yang disampaikan JPU (jaksa penuntut umum) ke saya," ujar Kasipenkum Kejati Jabar Dodi Gazali Emil saat dihubungi, Kamis (20/1/2022).

Baca Juga

Dalam pembelaan tersebut, Herry Wirawan pun meminta maaf kepada para korban dan keluarga korban. Termasuk pihak-pihak yang dirugikan oleh dirinya."Meminta maaf kepada korban dan keluarganya, kemudian pihak yang dirugikan itu dari JPU," katanya.

Dodi mengaku, dirinya tidak mendapatkan informasi yang lebih detail terkait permintaan keringanan hukuman yang diinginkan. "Minta keringanan hukuman kayanya dia tidak menjelaskan (spesifik)," katanya.

Pihaknya akan menyampaikan replik atau jawaban JPU terhadap pembelaan Herry Wirawan pada Kamis (27/1/2022).

Kuasa hukum terdakwa pelecehan seksual Herry Wirawan, Ira Mambo, enggan menanggapi tuntutan jaksa penuntut umum yang meminta hukuman mati dan kebiri kepada kliennya. Namun, pihaknya meminta agar hukuman yang diberikan kepada terdakwa adil.

"Untuk hal tersebut (tuntutan hukuman mati), kami tidak layak menjawabnya karena kewenangan memutuskan ada pada majelis hakim," ujarnya, seusai membacakan pleidoi di persidangan terdakwa di Pengadilan Negeri Bandung, Kamis (20/1/2022).

Dia menuturkan, pihaknya menjadi penasihat hukum terdakwa ditunjuk oleh hakim dan bersifat prodeo atau gratis, tidak berbayar. Pihaknya bersedia untuk menjadi penasihat hukum dan terdakwa Herry Wirawan pun bersedia untuk didampingi.

Terkait fakta persidangan, Ira melanjutkan, pihaknya sejak awal tidak memberikan informasi kepada media massa, sebab dilarang oleh undang-undang peradilan anak. Namun, untuk saat ini agenda yang dibahas, yaitu pembelaan menyeluruh dari kuasa hukum menanggapi tuntutan jaksa.

Herry Wirawan dituntut jaksa hukuman mati ditambah hukuman kebiri. Selain itu harus memberikan ganti rugi kepada korban dan seluruh asetnya disita untuk dilelang dan hasilnya diserahkan kepada korban.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement