REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tiba di Berlin, Jerman untuk bertemu sekutu-sekutu Eropa dalam rangka membahas upaya diplomatik menurunkan ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Kunjungan ini dilakukan satu hari setelah AS memperingatkan Moskow dapat menggelar serangan ke negara tetangga dengan "notifikasi yang sangat singkat."
Pada Rabu (19/1/2022) kemarin Presiden AS Joe Biden memprediksi Rusia akan menggelar serangan ke Ukraina usai menumpuk pasukan di sepanjang perbatasan dengan negara tetangga. Tapi ia memperingatkan Moskow akan menerima konsekuensi berat bila melancarkan serangan.
Sebelum berangkat ke Jerman, Blinken berjanji mengejar upaya diplomatik sebisa mungkin. Pada Rabu kemarin di Kiev ia mengatakan akan bertemu dengan perwakilan Jerman, Prancis dan Inggris sebelum terbang ke Jenewa untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Pada Kamis (20/1/2022) seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan di Berlin, Blinken akan berpidato untuk menetapkan konteks ketegangan di Eropa dan apa yang dipertaruhkan.
Pejabat itu menambahkan pidato yang disampaikan di hadapan publik dan pembuat kebijakan Eropa itu bertujuan untuk menunjukkan krisis Ukraina momen kritis bagi ketertiban dunia.
Blinken mengatakan, tindakan Rusia akan mempertanyakan sejauh mana upaya Moskow membangun kembali Uni Soviet. Tapi Washington juga mengatakan upaya diplomatik masih dimungkinkan.
Negosiasi AS-Rusia pekan lalu tidak menghasilkan apa-apa. Jerman memberi sinyal akan menahan proyek Nord Stream 2 bila Rusia menyerang Ukraina.
Pada Rabu lalu Blinken mengatakan Rusia menumpuk puluhan ribu pasukan di sepanjang perbatasan "tanpa ada provokasi, tanpa alasan."
Kremlin mengatakan, krisis Ukraina akan meningkat. Rusia juga masih menunggu respon tertulis AS mengenai jaminan keamanan yang mereka ajukan.
Pernyataan pesimistis menunjukkan jurang pemisah Washington dan Moskow. Terutama sebelum Blinken bertemu Lavrov pada Jumat mendatang yang sejumlah pengamat sebut sebagai "kemungkinan perhentian terakhir sebelum kereta tabrakan."
Rusia juga memindahkan pasukan ke Belarusia dalam apa yang mereka sebut latihan gabungan. Kemungkinan untuk membuka pilihan menyerang Ukraina dari timur, utara dan selatan.
Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea dan mendukung separatis Ukraina delapan tahun yang lalu. Mereka selalu membantah berencana menyerang Ukraina.
Rusia mengatakan mereka merasa terancam dengan semakin dekatnya hubungan Kiev dengan Eropa. Selain itu Moskow juga berusaha menghalangi Ukraina bergabung dengan aliansi pertahanan NATO.