REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Sekitar 8,3 juta orang, termasuk perempuan dan anak-anak, membutuhkan bantuan kemanusiaan di timur laut Nigeria, yang terkena dampak serangan teroris selama 12 tahun, kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN-OCHA), Rabu (19/1/2022).
Tidak ada tanda-tanda kekerasan yyang dilakukan teroris Boko Haram akan mereda, kata OCHA lewat media sosial Twitter.
"Setelah 12 tahun, krisis di timur laut #Nigeria tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda," katanya.
Wakil Sekjen PBB dan Koordinator Bantuan Darurat Martin Griffiths mengatakan kebutuhan akan bantuan kemanusiaan mendesak mendorongnya untuk memimpin tim pekerja bantuan pada Rabu dari PBB dan mitranya ke Negara Bagian Borno, dimana menjadi pusat kekerasan.
Baca: BMKG Ungkap 3 Faktor Penyebab Kabupaten Pandeglang Terdampak Gempa Terparah
Baca: RSUD Indramayu Siapkan Ruang Isolasi untuk Antisipasi Lonjakan Omicron
Boko Haram, yang berusaha untuk menguasai wilayah Nigeria bagian utara, dan mengklaim bertanggung jawab atas sebagian besar serangan kekerasan di daerah tersebut. Diperkirakan 3 juta warga sipil telah mengungsi sejak 2009 ketika kekerasan dimulai.
Baca: KPPU: Ada Sinyal Ulah Kartel di Balik Kenaikan Harga Minyak Goreng