REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA-- Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) HM Yadi Robyan Noor menyebutkan penyaluran minyak goreng seharga Rp 14 ribu per liter di Kaltim sudah terealisasi sebanyak 18 ribu liter.
"Pada operasi pasar ini akan disalurkan lagi sebanyak 3.000 liter kepada 1.500 KK yang berdomisili di Kelurahan Air Putih dan Kelurahan Air Hitam, tahap selanjutnya akan disalurkan di 10 kecamatan per 59 kelurahan," kata Roby pada Operasi Pasar Minyak Goreng di Samarinda, Kamis (20/1).
Dijelaskan Roby, produsen/perusahaan yang menunjukkan komitmen kepedulian membantu pemerintah dalam penyaluran minyak goreng di Kaltim adalah PT Kutai Refinery Nusantara (Apical Group) dengan total kuota sebesar 80 ribu liter minyak goreng.
"Berdasarkan hasil koordinasi dengan pemangku kepentingan dan manajemenPT KRN, 80 ribu liter itu akan disalurkan melalui Operasi Pasar di tiga wilayah, yaitu Balikpapan (20 ribu liter), Samarinda (40 ribu liter) dan Kutai Kartanegara (20 ribu liter)," bebernya.
Ia berharap kebijakan program tersebut dapat meringankan pelaku usaha khususnya UKM yang dalam hal ini menggunakan banyak minyak goreng."Semoga warga Menikmati harga minyak goreng Rp 14 ribu ini," harap Roby.Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Pemerintahan dan Kesra Setprov Kalimantan Timur (Kaltim) Deni Sutrisno menyebut kenaikan harga minyak goreng dan sejumlah komoditas lainnya seperti telur bisa memicu kenaikan inflasi.
"Tiga bulan belakangan minyak goreng di Kaltim, khususnya di Samarinda melonjak tinggi sehingga mengganggu daya beli masyarakat dan berkontribusi besar terhadap inflasi, karena itu operasi pasar dilakukan untuk menjaga kelangkaan dan stabilitas minyak goreng," kata Deni.
Kebijakan tersebut dilakukan untuk membantu meringankan masyarakat maupun pedagang kecil yang membutuhkan minyak goreng dengan harga relatif murah."Setiap pembelian tidak boleh dalam jumlah yang banyak agar penyebarannya merata," tegasnya.
Sebentar lagi sudah akan memasuki hari-hari besar keagamaan seperti Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Menjelang hari besar tersebut pasokan sembako biasanya mulai langka dan harganya juga semakin meningkat."Karena itu tugas pemerintah menjaga stabilitas harga dan menjaga daya beli masyarakat," tuturnya.
Dia pun berharap, operasi pasar tersebut berlangsung tertib dan aman sehingga seluruh masyarakat yang memerlukan akan terbantu. Sementara itu, Asisten I Pemkot Samarinda Ridwan Tassa menyebut pembangunan yang dilaksanakan pemerintah berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
"Kesejahteraan rakyat yang paling penting, termasuk kebutuhan dasar harus dilakukan inovasi jaminan harga terjangkau oleh warga kita. Minyak sebagai salah satu kebutuhan, kalau ini terganggu maka banyak persoalan lain yang terganggu," paparnya.
Ridwan menjelaskan, warga Kaltim yang heterogen cenderung memiliki pendapatan yang tidak merata."Tentu harus diberi jaminan semua memperoleh pelayanan yang baik terhadap kebutuhan dasar," tuturnya. Minyak mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat dan tentu pemprov, pemkot, dan pemkab berusaha mewujudkan apa yang menjadi harapan pemerintah pusat tersebut.