Jumat 21 Jan 2022 00:12 WIB

20 Persen Jamaah Umroh Perdana Positif Covid-19

Peningkatan kasus positif nasional saat ini didominasi transmisi lokal.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah calon jamaah umroh membawa kopernya di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat sebanyak 20 persen dari kepulangan jamaah umroh perdana pada 17 Januari lalu terdeteksi positif Covid-19.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah calon jamaah umroh membawa kopernya di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat sebanyak 20 persen dari kepulangan jamaah umroh perdana pada 17 Januari lalu terdeteksi positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, sebanyak 20 persen dari kepulangan jamaah umroh perdana pada 17 Januari lalu terdeteksi positif Covid-19. Namun, menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, kasus positif nasional yang mengalami peningkatan saat ini didominasi kasus transmisi lokal dibandingkan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

“Kepulangan jamaah umroh perdana pada 17 Januari lalu, sebanyak 20 persen kasus positif berhasil terdeteksi dari total jamaah,” kata Wiku saat konferensi pers melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (20/1/2022).

Baca Juga

Berdasarkan data Satgas per 15 Januari, sebanyak 63 persen kasus positif merupakan transmisi lokal. Sementara data kasus dari PPLN tetap menunjukan peningkatan meskipun tak lagi mendominasi sebagai sumber penularan.  

Jika dilihat dari pintu masuk, kasus positif dari PPLN di pintu masuk di DKI Jakarta mengalami tren peningkatan. Sedangkan kasus positif dari pintu masuk di PLBN Aruk dan Entikong di Kalimantan Barat serta di pintu masuk Kepulauan Riau menunjukan fluktuasi. Namun, jumlahnya terhitung masih rendah jika dibandingkan dengan transmisi lokal.

“Terlepas dari apapun varian yang saat ini masuk ke Indonesia, pada prinsipnya penularan sekecil apapun harus segera dikendalikan agar tidak semakin meluas dan menimbulkan lonjakan kasus,” kata Wiku.

Untuk mencegah penularan kasus, Satgas meminta masyarakat untuk mempertahankan kedisiplinan protokol kesehatan serta mematuhi aturan yang berlaku seperti penggunaan aplikasi PeduliLindungi.

Sedangkan untuk mencegah peningkatan kasus dari PPLN, perlu upaya untuk meningkatkan kapasitas deteksi pada pintu masuk kedatangan serta pengaturan keberangkatan jamaah umroh di tengah keterbatasan kapasitas karantina dalam menampung seluruh PPLN.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement