Jumat 21 Jan 2022 16:30 WIB

Parlemen Prancis Resmi Kecam Genosida China Terhadap Muslim Uighur

Resolusi tidak mengikat ini diusulkan oposisi sosialis dan didukung partai Macron.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Save Uyghur mengenakan topeng saat aksi solidaritas terhadap muslim Uighur di Taman Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (4/1/2022). Mereka meminta pemerintah Indonesia untuk berbicara menentang genosida yang terjadi pada muslim Uighur di Xinjiang, memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing serta menghentikan deportasi terhadap pencari suaka Uighur kembali ke China. Parlemen Prancis Resmi Kecam Genosida China Terhadap Muslim Uighur
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Save Uyghur mengenakan topeng saat aksi solidaritas terhadap muslim Uighur di Taman Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (4/1/2022). Mereka meminta pemerintah Indonesia untuk berbicara menentang genosida yang terjadi pada muslim Uighur di Xinjiang, memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing serta menghentikan deportasi terhadap pencari suaka Uighur kembali ke China. Parlemen Prancis Resmi Kecam Genosida China Terhadap Muslim Uighur

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Majelis rendah parlemen Prancis mengadopsi resolusi yang mengecam genosida China terhadap penduduk Uighur, kelompok minoritas Muslim di wilayah Xinjiang, Kamis (20/1/2022). Resolusi tidak mengikat yang diusulkan oleh oposisi sosialis tetapi juga didukung oleh Partai Gerakan Emmanuel Macron tersebut diadopsi hampir dengan suara bulat hanya beberapa hari sebelum dimulainya Olimpiade Musim Dingin di Beijing, China.

Bunyi resolusi tersebut bahwa Majelis Nasional secara resmi mengakui kekerasan yang dilakukan oleh China terhadap Uighur sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida. Resolusi ini juga menyerukan kepada pemerintah Prancis melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam komunitas internasional dan dalam kebijakan luar negerinya untuk menghentikan tindakan China.

Baca Juga

"China adalah kekuatan besar. Kami mencintai orang-orang China. Tetapi kami menolak untuk tunduk pada propaganda rezim yang mengandalkan kepengecutan dan ketamakan kami untuk melakukan genosida di depan mata," kata ketua partai Sosialis Olivier Faure seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Jumat (21/1/2022).

Dia menceritakan kesaksian kepada parlemen dari para penyintas Uighur yang menceritakan kondisi di dalam kamp-kamp internment di mana pria dan wanita tidak dapat berbaring di sel, menjadi sasaran pemerkosaan dan penyiksaan, serta transplantasi organ secara paksa.

Namun, China menyangkal genosida di Xinjiang. Negara tersebut juga menuding orang Uighur yang bersaksi di luar negeri tentang kondisi di dalam Xinjiang sebagai pembohong. Di lain pihak, China menolak permintaan berulangkali dari Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (HAM) untuk mengunjungi wilayah tersebut untuk melakukan penyelidikan. Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi pada daftar politisi dan perusahaan China yang terus bertambah terkait perlakuan terhadap Uighur, serta boikot diplomatik olimpiade musim dingin yang akan datang. 

https://english.alarabiya.net/News/world/2022/01/20/French-parliament-officially-denounces-China-s-genocide-against-Uyghur-Muslims

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement