REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menerangkan bahwa awal kehidupan manusia di dunia ini adalah satu umat dan satu aqidah, mereka taat kepada Allah SWT. Kemudian seiring bertambah banyaknya manusia, mereka berselisih terkait banyak hal hingga di antara mereka ada yang menjadi musyrik. Hal ini dijelaskan dalam Surah Yunus Ayat 19 dan tafsirnya.
وَمَا كَانَ النَّاسُ اِلَّآ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَاخْتَلَفُوْاۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيْمَا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ
Dan manusia itu dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidak karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu, pastilah telah diberi keputusan (di dunia) di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu. (QS Yunus: 19)
Tafsir Kementerian Agama menerangkan maksud ayat ini, yaitu penyembahan terhadap selain Allah sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang musyrik adalah sebuah penyimpangan yang tidak dikenal pada awal kehidupan manusia. Karena manusia diciptakan dalam keadaan fitrah.
Ayat ini menegaskan bahwa manusia awalnya hanyalah satu umat, mereka semuanya tunduk dan patuh kepada Allah. Kemudian mereka terkena godaan setan sehingga berselisih, yakni ada yang tetap taat dan ada yang durhaka bahkan mereka terpecah menjadi kelompok-kelompok yang berbeda keyakinan.
Kalau tidak karena suatu ketetapan yang telah ada dari Allah bahwa perselisihan manusia di dunia itu akan diputuskan di akhirat, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka ketika di dunia ini, tentang apa yang mereka perselisihkan itu.