REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida akan mengadakan pembicaraan formal pertama pada Jumat (21/1/2022). Kedua pemimpin menghadapi kekhawatiran baru tentang program nuklir Korea Utara dan meningkatnya ketegasan militer China.
Pejabat Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin itu juga diperkirakan akan membahas upaya yang sedang berlangsung dalam pandemi Covid-19 dan krisis yang sedang berkembang di Eropa timur. Rusia telah mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina.
Pertemuan virtual itu terjadi setelah Korea Utara awal pekan ini melanjutkan uji coba nuklir dan rudal jarak jauh yang telah dihentikan selama lebih dari tiga tahun. Pertukaran perbincangan tersebut juga akan menjadi pembicaraan substansial pertama antara para pemimpin sejak Kishida menjabat pada Oktober. Para pemimpin melakukan percakapan singkat di sela-sela KTT iklim di Glasgow pada November. Biden pun adalah pemimpin pertama yang menelepon Kishida, pada pagi hari pertama di kantornya.
Biden telah berusaha untuk lebih fokus pada Indo-Pasifik di tengah kebangkitan Cina sebagai kekuatan dunia. Dia telah membangun hubungan yang hangat dengan perdana menteri terakhir Jepang, Yoshihide Suga, dan berharap untuk membangun hubungan yang sama dengan Kishida.
Sehari sebelum pembicaraan kedua pemimpin negara, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan dan rekannya dari Jepang, Akiba Takeo, mengadakan perbincangan. Keduanya membahas Korea Utara, China dan pentingnya solidaritas dalam memberi sinyal kepada Rusia tentang tanggapan yang kuat dan bersatu dari setiap serangan di Ukraina.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin juga mengadakan pembicaraan virtual awal bulan ini dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dan Menteri Pertahanan Nobuo Kishi. Mereka membahas manuver militer China dan program nuklir Korea Utara dibahas.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Kamis (20/1) memimpin pertemuan Politbiro dari Partai Buruh yang berkuasa. Para pejabat menetapkan tujuan kebijakan untuk segera memperkuat kemampuan militer untuk melawan apa yang digambarkan sebagai langkah bermusuhan AS.
Selain masalah Korea Utara, dalam beberapa bulan terakhir, China telah meningkatkan latihan militer di dekat Taiwan. Beijing sering mengirim pesawat tempur di dekat wilayah udara Taipei.