Jumat 21 Jan 2022 21:53 WIB

Kelompok Muslim Tuntut Pejabat Pentagon Mundur Terkait Serangan Drone di Kabul

Pentagon merilis video serangan yang menewaskan 10 warga sipil pada Agustus.

Red: Nur Aini
Kelompok advokasi Muslim-Amerika mendesak setiap pejabat Pentagon yang terlibat langsung dalam serangan udara di Afghanistan tahun lalu mengundurkan diri, termasuk Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Kelompok advokasi Muslim-Amerika mendesak setiap pejabat Pentagon yang terlibat langsung dalam serangan udara di Afghanistan tahun lalu mengundurkan diri, termasuk Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kelompok advokasi Muslim-Amerika mendesak setiap pejabat Pentagon yang terlibat langsung dalam serangan udara di Afghanistan tahun lalu mengundurkan diri, termasuk Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) juga menyerukan pengunduran diri "setiap pejabat militer yang menyetujui serangan pesawat tak berawak yang menewaskan 10 warga sipil" pada Agustus. Tuntutan itu datang sehari setelah Pentagon merilis video serangan itu.

Baca Juga

Wakil Direktur Nasional CAIR Edward Ahmed Mitchell mengatakan, video itu menunjukkan "Pentagon melancarkan serangan secara sembrono yang pasti akan membunuh orang-orang yang tidak bersalah di sebuah lingkungan yang padat penduduk."

"Serangan ini bukan hanya kejadian langka; ini yang terbaru dari serangkaian serangan pesawat tak berawak yang telah menewaskan orang tak bersalah di rumah, pesta pernikahan dan tempat pemakaman di Afghanistan, Pakistan, Yaman, dan wilayah lainnya," kata Mitchell.

"Setiap pemimpin Pentagon yang memainkan peran langsung dalam menyetujui pembantaian mengerikan terhadap orang-orang tak berdosa ini - termasuk tujuh anak - harus bertanggung jawab dengan mengundurkan diri. Jika Menteri Austin terlibat langsung dalam menyetujui serangan itu, dia harus mengundurkan diri," kata CAIR.

Baca: Bogor Barat akan Jadi Daerah Otonomi Baru, Dua Kecamatan Jadi Calon Ibu Kota

Departemen Pertahanan menolak sanksi apa pun kepada tentara AS yang terlibat dalam serangan pesawat tak berawak, yang melahirkan kecaman global. Serangan pesawat tak berawak 29 Agustus adalah salah satu serangan terakhir ketika militer AS masih berada di Afghanistan sebelum ditarik dengan semua pasukan asing pada Agustus.

Baca: Angin Kencang Terjang Kabupaten Sukabumi Rusak Rumah Warga

Baca: Kasus Covid-19 Omicron di Kota Tangerang Bertambah, Mayoritas Penularan Lokal

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement