Jumat 21 Jan 2022 19:43 WIB

Sekjen PBB: Dunia Memburuk karena Covid-19, Iklim, dan Konflik

Kondisi saat ini dinilai Antonio Guterres lebih buruk daripada lima tahun lalu.

Rep: Alkhaledi Kurnialam / Red: Friska Yolandha
 Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres. mendengarkan pertanyaan saat konferensi pers di Beirut, Lebanon, Selasa, 21 Desember 2021.
Foto: AP/Hassan Ammar
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres. mendengarkan pertanyaan saat konferensi pers di Beirut, Lebanon, Selasa, 21 Desember 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan dunia menjadi lebih buruk dalam banyak hal karena pandemi Covid-19, krisis iklim, dan ketegangan geopolitik yang memicu konflik di mana-mana. Kondisi saat ini disebutnya lebih buruk daripada lima tahun lalu. 

Guterres menyerukan perdamaian yang dia ucapkan sejam hari pertamanya menjabat pada 1 Januari 2017 lalu, yakni prioritasnya dalam masa jabatan pertamanya untuk mencoba mencegah konflik dan mengatasi ketidaksetaraan global. Ia juga menekankan masalah iklim yang terus memburuk. 

Baca Juga

“Sekjen PBB tidak memiliki kekuatan. Kita bisa memiliki pengaruh. Saya bisa membujuk, saya bisa menengahi, tapi saya tidak punya kekuatan,"kata Guterres dilansir dari Al Arabiya, Jumat (21/1).

Sebelum dia menjadi Sekjen PBB, Guterres membayangkan jabatan itu sebagai seorang penyelenggara, mediator, pembangun jembatan, dan perantara yang jujur ​​untuk membantu menemukan solusi yang menguntungkan semua orang yang terlibat. Contohnya seperti diskusinya dengan Olusegun Obasanjo dari Uni Afrika, dua kali dengan Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, dan sekali dengan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dalam usahanya untuk menghentikan permusuhan di Ethiopia antara pemerintah dan pasukan di wilayah Tigray yang diperangi.

"Saya berharap bahwa kita berada dalam situasi di mana mungkin segera mungkin untuk menghentikan permusuhan dan di situlah saya memusatkan sebagian besar upaya saya," kata Guterres.

Guterres mengatakan Dewan Keamanan PBB, yang memang memiliki kekuatan untuk menegakkan perdamaian dan keamanan internasional termasuk dengan menjatuhkan sanksi dan memerintahkan aksi militer, terbagi, terutama lima anggota tetap pemegang hak veto. Rusia dan China sering berselisih dengan AS, Inggris, dan Prancis dalam masalah-masalah utama, termasuk mengenai sanksi baru terhadap Korea Utara.

Tentang masalah yang menjadi sorotan setiap negara sekarang, apakah Rusia, yang telah mengumpulkan 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, akan menyerang bekas republik Soviet. Guterres menampik hal itu. “Saya tidak berpikir Rusia akan menyerang Ukraina, dan saya harap keyakinan saya benar,” katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement