Sabtu 22 Jan 2022 03:39 WIB

Uncen-WWF Luncurkan Buku Panduan Pengamatan Burung di Papua

Buku ini memuat diskripsi 114 jenis burung dari 212 spesies yang tersebar di Papua.

Burung Cendrawasih kuning kecil (Paradiseae minor) bersiap terbang dari kandang usai dilepasliarkan di Taman Wisata Alam Kota Sorong, Papua Barat, Senin (8/11/2021). Pertamina RU VII Kasim bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat melepasliarkan 5 ekor Cendrawasih Kuning Kecil (Paradiseae minor), 1 ekor Cendrawasih Mati Karat (Seleucidis melanoleucus), 2 ekor Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius), 3 ekor Kakaktua Koki (Cacatua galerita), 1 ekor Kasturi Kepala Hitam (Lorius Lory) dan 3 ekor Toowa Cemerlang (Ptiloris magnificus).
Foto: Antara/Olha Mulalinda
Burung Cendrawasih kuning kecil (Paradiseae minor) bersiap terbang dari kandang usai dilepasliarkan di Taman Wisata Alam Kota Sorong, Papua Barat, Senin (8/11/2021). Pertamina RU VII Kasim bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat melepasliarkan 5 ekor Cendrawasih Kuning Kecil (Paradiseae minor), 1 ekor Cendrawasih Mati Karat (Seleucidis melanoleucus), 2 ekor Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius), 3 ekor Kakaktua Koki (Cacatua galerita), 1 ekor Kasturi Kepala Hitam (Lorius Lory) dan 3 ekor Toowa Cemerlang (Ptiloris magnificus).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Universitas Cenderawasih bersama Yayasan WWF Indonesia Program Papua meluncurkan buku panduan lapangan bagi pemandu ekowisata pengamatan burung di Bumi Cenderawasih. Buku ini sebagai sumber informasi dan edukasi bagi wisatawan.

Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Apolo Safanpo mengatakan buku ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan memperkuat peran kampus dalam pengabdian masyarakat."Buku ini disusun dengan memanfaatkan hasil survei keragaman jenis burung di wilayah dataran rendah Papua bagian utara dan pulau-pulaunya," katanya.

Baca Juga

Menurut Apolo, hasil survei yang dilakukan oleh Universitas Cenderawasih dan Yayasan WWF Indonesia Program Papua, dalam kurun waktu 2016-2019 tersebut, juga menjadi dasar dikembangkannya program ekowisata pengamatan burung berbasis masyarakat di beberapa lokasi. Misalnya di Kampung Rhepang Muaif dan Sawesuma di Kabupaten Jayapura, Kampung Sawendui dan Aryoubu di Kabupaten Kepulauan Yapen.

Senada dengan Apolo Safanpo, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Cenderawasih Dirk Y. P. Runtuboi mengatakan identifikasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan berkelanjutan merupakan salah satu fokus penelitian yang dilakukan pihaknya, terutama di Fakultas MIPA sebagai kontribusi dalam upaya melindungi keanekaragaman hayati Papua.

"Buku ini memuat diskripsi 114 jenis burung dari 212 spesies yang tersebar di dataran rendah Papua," katanya.

Sementara itu, Manager Program Papua Yayasan WWF Indonesia Wika Rumbiak mengatakan selain sebagai panduan beraktivitas oleh pemandu ekowisata, buku ini juga merupakan sumber informasi dan edukasi bagi wisatawan. Buku ini juga merupakan bagian dari dokumentasi budaya setempat, karena dilengkapi dengan bahasa lokal.

Versi digital buku itu dilengkapi dengan fitur suara burung yang bisa langsung didengar. Berbagai keunikan buku ini membuatnya dapat digunakan pecinta burung, baik anak-anak maupun orang dewasa.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement