Jumat 21 Jan 2022 20:06 WIB

Kuliner dan Belanja Masih Jadi Prioritas Tren Pariwisata di Solo

Jika Tol Solo-Yogyakarta sudah jadi, jangan sampai kalah lagi dari Yogyakarta.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah prajurit Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat berjalan saat kirab di kawasan keraton setempat di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (15/1/2022). Kirab tersebut sebagai bagian dari aksi prajurit keraton setempat yang digelar setiap Hari Sabtu guna menambah daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung di Kota Solo.
Foto: Antara/Maulana Surya
Sejumlah prajurit Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat berjalan saat kirab di kawasan keraton setempat di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (15/1/2022). Kirab tersebut sebagai bagian dari aksi prajurit keraton setempat yang digelar setiap Hari Sabtu guna menambah daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung di Kota Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tren pariwisata di Kota Solo masih didominasi oleh belanja (shoping) dan kuliner. Karena itu, Asosiasi Perjalanan Pariwisata Indonesia atau Asita Solo mendorong adanya wisata malam untuk meningkatkan jumlah dan waktu kunjungan para wisatawan ke Kota Solo.

Ketua Asita Solo, Pri Siswanto, mengatakan, tren pariwisata di Solo sejauh ini lantaran masih ada pembenahan, maka tren yang sifatnya kuliner dan shopping menjadi prioritas. Selain itu, wisata budaya dan wisata kebugaran (wellness tourism) di Solo juga dikenalkan kepada wisatawan.

Baca Juga

"Jadi kalau Solo kita dorong untuk wisata malamnya. Untuk menahan wisatawan lebih banyak. Bukan hanya kuliner dan belanja, mungkin ada atraksi lain yang bisa menahan wisatawan untuk stay di Solo," kata Pri kepada wartawan, Jumat (21/1).

Selama ini, rata-rata lama menginap tamu hotel di Solo berada di angka 1,4 hari. Sedangkan target dari Pemkot Solo bisa menaikkan di atas 2 hari. Oleh sebab itu, Asita mendorong digencarkan wisata malam agar lama menginap (lenght of stay) menjadi lebih tinggi.

"Jadi harus diisi kegiatan malam. Tentunya atraksi yang bisa dilakukan wisatawan terkait seni atau apalah sehingga bisa lebih dari semalam stay-nya," imbuh Pri.

Di samping itu, Asita juga mendorong kolaborasi dengan wilayah di Solo Raya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan melalui paket destinasi. Misalnya, Karanganyar atau Klaten maupun Boyolali memiliki destinasi wisata alam, dikombinasikan dengan wisata di Solo.

"Kalau bicara paketan kita tak bicara Solo, Karanganyar dan lain biasanya kita mix jadi satu karena saling menunjang. Misal Solo lebih ke budaya sementara Karanganyar lebih ke alam. Jadi mix menjadi satu produk. Untuk akomodadi kan dari Solo," paparnya.

Di sisi lain, dia juga menyoroti rencana pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta yang diperkirakan dapat mempersingkat waktu perjalanan menjadi 20 menit. Pri berharap, dengan adanya jalan tol tersebut bisa menarik lebih banyak wisatawan ke Solo.

"Jangan sampai Solo kalah dari Yogyakarta lagi. Tantangan kita adalah memperbaiki destinasi. Daya tarik di Solo jadi konsen ke depannya. Akses dekat dijangkau mudah. Kalau destinasi menarik bisa stay di Solo juga kabupaten sekitar," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement