REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bareksa, OVO dan Grab melakukan sinergi ekosistem e-investasi, e-money dan super app untuk memperluas distribusi surat berharga negara (SBN) ritel pada 2022. Bareksa telah memberikan kontribusi kenaikan jumlah investor SBN Ritel terutama dari kalangan muda, sehingga adanya sinergi ini akan semakin mendorong demokratisasi produk keuangan ke seluruh lapisan masyarakat serta memperbesar kontribusi masyarakat dalam membantu negara melalui investasi SBN Ritel.
Co-founder/CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengatakan fintech terbukti telah memainkan peran penting dalam mendemokratisasi dunia keuangan nasional. “Salah satunya ditunjukkan yang Bareksa telah memelopori perluasan dan pendalaman distribusi SBN ke seluruh lapisan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi digital. Pada tahun ini, kontribusi Bareksa akan semakin meningkat karena penuh didukung oleh Grab dan OVO,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Jumat (21/1/2022).
Grab memberikan pendanaan Seri C ke Bareksa, mengikuti langkah OVO pada dua tahun sebelumnya. Maka demikian, Bareksa kini telah menjadi bagian dari Grab-OVO yang merupakan ekosistem ekonomi digital terbesar di Indonesia saat ini.
Sepanjang 2021, Bareksa telah membantu penjualan enam seri SBN Ritel, yang secara nasional total penjualannya sebesar Rp 97,21 triliun. Sejak dibukanya distribusi SBN ritel melalui online (e-SBN) pada 2018 hingga 2021, Bareksa telah memberikan kontribusi sebesar 20 persen dalam kenaikan jumlah investor SBN dalam periode tersebut dan telah mendistribusikan SBN Ritel ke 34 provinsi di Indonesia.
Menurut data KSEI saat ini jumlah investor SBN sebanyak 611.143 investor pada Desember 2021 atau meningkat tiga kali lipat dibandingkan Desember 2018 yakni 195.277 investor, yang menjadi awal mula mekanisme distribusi online diluncurkan. Menurut data DJPPR, jumlah investor yang berpartisipasi dalam penerbitan SBN pada 2021 sebanyak 130.293 investor dengan nilai penerbitan SBN Ritel Rp 97,2 triliun.
Dari jumlah tersebut, investor dari kalangan muda yang masuk generasi milenial dan generasi Z mendominasi dengan jumlah 57.917 investor. Kalangan muda inilah yang sangat melek terhadap teknologi dan sebagian besar mereka kenal investasi dari platform fintech.
Sementara itu Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan menambahkan peran fintech seperti Bareksa dalam mengedukasi masyarakat dan menawarkan produk investasi yang aman sangat penting. Hal ini sesuai dengan tujuan DJPPR meluncurkan e-SBN yakni mengubah paradigma masyarakat dari yang sebelumnya hanya sekadar saving society, sekadar menabung, menjadi masyarakat yang punya kesadaran berinvestasi (investment society) dengan sasaran utama generasi muda, yaitu millennial dan gen Z, berkarakteristik terbiasa dengan kemudahan dan kecepatan yang diperoleh dari penggunaan gadget dan internet.
“Peranan fintech, tentu tidak hanya terpaku hanya sebagai agen distribusi. Lebih luas seperti pelayanan agen pembayaran serta pemanfaatan SBN Ritel sebagai alat investasi UMKM dapat menjadi arah pengembangan peranan fintech dalam ekosistem e-SBN, guna lebih mempermudah dan meningkatkan partisipasi masyarakat berinvestasi melalui SBN Ritel,” ucapnya.
CEO OVO, Jaygan Fu Ponnudurai menambahkan perusahaan berupaya mendorong distribusi SBN Ritel. Hal ini diwujudkan dengan upaya OVO yang tengah mengajukan ke Kementerian Keuangan untuk menjadi salah satu kanal pembayaran digital SBN ke depannya. "Sebagai bagian dari ekosistem digital Grab-OVO-Bareksa, OVO berkomitmen untuk mendorong inklusi keuangan dan memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat Indonesia, yang tentunya diharapkan mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional,” ucapnya.