Sabtu 22 Jan 2022 03:24 WIB

Penerbangan Bantuan Internasional ke Tonga Batal karena Kru Terkena Covid-19

Penerbangan bantuan Australia terpaksa batal karena kasus positif yang menimpa kru

Rep: Flori sidebang/ Red: Gita Amanda
Letusan gunung berapi bawah laut yang kuat di Tonga pada hari Jumat 14 Januari 2022. Letusan terakhir gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Haapai terjadi hanya beberapa jam setelah peringatan tsunami pada hari Jumat dicabut.
Foto: Tonga Geological Services/EYEPRESS
Letusan gunung berapi bawah laut yang kuat di Tonga pada hari Jumat 14 Januari 2022. Letusan terakhir gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Haapai terjadi hanya beberapa jam setelah peringatan tsunami pada hari Jumat dicabut.

REPUBLIKA.CO.ID, HUNGA TONGA -- Bantuan Internasional mulai berdatangan ke Tonga pasca-erupsi gunung api bawah laut dan tsunami beberapa waktu lalu. Namun, satu penerbangan bantuan dari Australia terpaksa batal membawa bantuan karena kasus positif Covid-19 terhadap kru pesawat tersebut.

Dilansir dari Reuters, pada Jumat (21/1/2022), seorang pejabat Pertahanan Australia mengatakan, pesawat yang mengangkut bantuan itu kembali ke bandara asal setelah dikonfirmasi adanya kasus positif Covid-19 di dalam pesawat itu. "Penerbangan bantuan Australia meninggalkan Brisbane pada Kamis sore, tetapi berbalik arah di tengah penerbangan setelah diberitahu tentang kasus positif Covid-19," kata seorang juru bicara Pertahanan Australia, seperti dikutip, Jumat.

Baca Juga

Semua kru pesawat tersebut telah melakukan tes antigen sebelum keberangkatan dan hasilnya negatif. Namun, tes PCR kemudian menunjukkan hasil positif. Akibat hal ini, seluruh pasokan bantuan yang rencananya akan dibawa harus dipindahkan ke penerbangan lain yang lepas landas pada hari Jumat.

Adapun Tonga menjadi negara kepulauan di Pasifik Selatan yang bebas dari kasus Covid-19. Hanya ada satu kasus infeksi yang dilaporkan pada Oktober lalu. Sehingga pemerintah setempat menerapkan kebijakan kontrol pembatasan yang sangat ketat dan membutuhkan pengiriman bantuan tanpa kontak langsung yang mulai tiba di Tonga dengan pesawat pada hari Kamis.

Sebelumnya, penerbangan pertama dari Australia dan Selandia Baru mendarat di Tonga pada Kamis (20/1/2022) waktu setempat membawa pasokan air yang sangat dibutuhkan untuk sanitasi dan kebersihan. Bantuan juga berupa tempat berlindung sementara, peralatan komunikasi, dan generator listrik.

"Penerbangan bantuan Australia kedua harus kembali pada Kamis karena masalah dalam penerbangan dan sekarang diharapkan hari ini," tulis Komisi Tinggi Australia di Tonga di Facebook.

"Lebih banyak bantuan sedang dalam perjalanan dengan HMAS Adelaide dalam perjalanan dari Brisbane dan akan tiba di Tonga minggu depan," katanya.

Kapal penopang maritim Selandia Baru HMNZS Aotearoa yang membawa 250 ribu liter air dan mampu menghasilkan 70 ribu liter per hari melalui pabrik desalinasi, diperkirakan akan tiba di Tonga pada hari Jumat.

Gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai meletus dengan ledakan yang memekakkan telinga pada Sabtu pekan lalu. Letusan tersebut memicu tsunami yang menghancurkan desa-desa, resor dan banyak bangunan hingga memutus komunikasi bagi negara berpenduduk sekitar 105 ribu orang.

Pihak berwenang mencatat tiga orang dilaporkan tewas. Abu telah menyelimuti negara tersebut dan merusak sebagian besar air minumnya. Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan dalam sebuah pengarahan bahwa Tonga telah meminta bantuan mendesak dan badan tersebut berhubungan dekat dengan pihak berwenang.

"Tim penilai telah mencapai sebagian besar negara, termasuk pulau-pulau terpencil dan terisolasi," kata Dujarric.

"Kami tetap sangat prihatin dengan akses ke air bersih untuk 50 ribu orang di seluruh negeri. Pengujian kualitas air terus berlanjut, dan kebanyakan orang mengandalkan air kemasan," imbuhnya.

Sekitar 60 ribu orang telah terkena dampak kerusakan tanaman, ternak, dan perikanan akibat hujan abu, intrusi air asin dan potensi hujan asam. Terdapat laporan kelangkaan bahan bakar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement