REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Cristiano Ronaldo tak bisa dipisahkan dari nama mantan pelatih legendaris Manchester United Sir Alex Ferguson. Ronaldo tumbuh menjadi pesepakbola terbaik di dunia beberapa tahun terakhir tak lepas dari kejelian Ferguson melihat bakat luar biasanya ketika masih di Sporting Lisbon.
Ferguson adalah pelatih yang bisa sangat marah jika melihat anak asuhnya tak mematuhi instruksinya. Ia tak segan mengeluarkan kata-kata kasar kepada anak asuhnya. Namun di luar itu semua, Ferguson layaknya ayah bagi pemainnya, khususnya Ronaldo.
Dilansir dari Mirror, Jumat (21/1), satu insiden terjadi menyusul penampilan buruk Ronaldo ketika melawan Benfica di Liga Champions. Dalam kutipan buku Guillem Balague Cristiano Ronaldo: The Biography berbunyi “ Di ruang ganti, Ferguson tidak bisa menahan diri: ‘Kamu pikir kamu siapa?’. Mencoba bermain sendiri? Kamu tidak akan pernah menjadi pemain jika melakukan ini!,” demikian bunyi dalam buku tersebut.
Ronaldo pun menangis dan pemain lain membiarkannya. Bek Rio Ferdinand salah orang yang mengatakan Ronaldo perlu banyak belajar.
Namun setelah insiden tersebut, mantan pemain Real Madrid tersebut segera menghapus air matanya lalu memperbaikinya sehingga dia menjadi salah satu pemain terhebat di dunia. Namun cara yang pernah dilakukan Era Ferguson mungkin sudah terlalu kuno diterapkan Ronaldo ketika kembali ke Old Trafford untuk periode keduanya.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Skysports, Ronaldo menjelaskan mengapa berjuang melewati dari pemain muda MU. Dan ia melihat pemain muda MU tampak terlalu sensitive terhadap kritik.
Menurutnya pemain dewasa dan tua selalu bisa membantu pemain yang lebih muda. Pemain Internasional Portugal tersebut hanya ingin memberikan contoh kepada pemain muda sekaligus nasihat.
"Saya ingat ketika saya berusia 18, 19, 20, beberapa pemain yang lebih tua berbicara kepada saya tetapi saya mengatakan itu sebagai 'Cristiano, Anda harus berkembang, mereka tahu lebih banyak dari Anda, mereka lebih berpengalaman daripada Anda, mereka melewati banyak hal buruk. Momen,” katanya.
Namun, kata Ronaldo orang-orang tak menerima jika mendapatkan kritik. Kendati demikian, menurutnya poin utama yang harus dipegang teguh pemain muda MU adalah bangga kepada diri sendiri sambil memotivasi diri.
"Kami harus percaya itu, jika tidak, itu akan menjadi mimpi buruk,” Ronaldo menambahkan.
Komentar Ronaldo tersebut menunjukkan bahwa dia melakukan pendekatan mengatasi krisis di MU dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Ferguson pada 2003. Pemain muda harus dimarahi dengan harapan memperbaiki diri demi perkembangan karirnya.
Tetapi dunia telah berubah pun dengan pendekatan dalam sepakbola. Sebagian besar pelatih tak lagi melakukan pendekatan seperti Ferguson.
Pendekatan konfrontatif Ronaldo belakangan ini menyebabkan dia seperti orang buangan. The Athletic mengklaim wawancara Ronaldo tersebut tak hanya membuat pemain muda MU memburuk tetapi semakin sulit untuk didekati.
Ruang ganti Setan Merah memang sedang tak baik-baik saja dalam beberapa pekan terakhir. Banyak pemain MU tak senang dengan taktik dari pelatih sementara Ralf Rangnick. Sebanyak 11 pemain MU dilaporkan ingin hengkang dari Old Trafford.
Ronaldo juga dinilai memberikan dampak buruk kepada pemain muda MU atas sikapnya di lapangan ketika tak mendapatkan bola. Ia tampak selalu menunjukkan sikap tak bersahabat ketika rekannya gagal bekerjasama dengannya di lapangan. Namun terlepas dari itu, Ronaldo tetap pemain terhebat di dunia untuk saat ini berkat kerja kerasnya.