REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kepala Balai Sungai Wilayah Papua Nimbrot Rumaropen mengatakan banjir yang melanda beberapa wilayah di Kota Jayapura pada 6 Januari lalu tidak hanya karena intensitas hujan yang tinggi. Banjir diperparah karena kondisi sungai yang dipenuhi sampah dan sedimen.
"Memang benar penyebab terjadinya banjir di Kota Jayapura selain karena intensitas tingginya curah hujan juga diperparah dengan banyaknya sampah termasuk sampah rumah tangga," katanya di Jayapura, Jumat (21/1/2022).
Selain sampah plastik, ia mengatakan, ditemukan sampah rumah tangga seperti lemari es yang ditemukan saat pengerukan kali Acai di Abepura. Selain menyebabkan makin mengecilnya saluran air hingga menyebabkan saat terjadi hujan deras, sampah memenuhi saluran pembuangan air hingga air meluap ke jalan hingga ke pemukiman masyarakat.
Saat ini, Balai Sungai Wilayah Papua masih melakukan pembersihan di sejumlah kali yang berada di Kota Jayapura dengan mengerahkan alat berat. Pembersihan akan dilakukan hingga akhir bulan Januari dan selain di Kota Jayapura pembersihan kali atau sungai kecil juga dilakukan di Kabupaten Jayapura mengingat wilayah itu juga ada yang terdampak banjir.
"Sebanyak 16 excavator dikerahkan untuk membersihkan daerah aliran sungai yang ada di Kota dan Kabupaten Jayapura," kata dia.
Bencana banjir pada 6 Januari lalu telah memakan korban delapan orang meninggal. Sebanyak 19.914 jiwa atau 6.378 kepala keluarga yang bermukim di empat distrik yakni Distrik Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura dan Distrik Heram terdampak.