Sabtu 22 Jan 2022 21:38 WIB

Menkop Intervensi Kawasan Hunian Korban Semeru Jadi Desa Modern

Kawasan seluas 79,6 hektare itu akan dibangun perumahan warga dan lokasi produktif.

Red: Andi Nur Aminah
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menjadi narasumber pada program talkshow saat kunjungan kerja di The Hallway Space Kosambi, Kota Bandung, Jumat (11/6). Dalam kunjungan kerja tersebut Teten Masduki berkesempatan untuk menjadi narasumber program talkshow bersama Staf Khusus Presiden Putri Tanjung dan menyerap aspirasi dari pelaku UMKM serta pelaku usaha kreatif di Kota Bandung. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menjadi narasumber pada program talkshow saat kunjungan kerja di The Hallway Space Kosambi, Kota Bandung, Jumat (11/6). Dalam kunjungan kerja tersebut Teten Masduki berkesempatan untuk menjadi narasumber program talkshow bersama Staf Khusus Presiden Putri Tanjung dan menyerap aspirasi dari pelaku UMKM serta pelaku usaha kreatif di Kota Bandung. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pihaknya akan mengintervensi kawasan hunian baru korban awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur untuk menjadi desa modern. "Kami akan mendukung pembangunan usaha warga terdampak bencana dengan model bisnis baru berbasis koperasi," katanya saat mengunjungi lokasi pembangunan hunian baru korban APG Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Sabtu.

Dalam kunjungannya, Menteri Teten didampingi Deputi Bidang Perkoperasian Ahmad Zabadi dan Dirut LPDB-KUMKM Supomo mendapat penjelasan dari Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengenai rencana pembangunan hunian baru warga terdampak bencana Semeru. Di atas lahan seluas 79,6 hektare itu akan dibangun perumahan warga dan lokasi produktif yang akan digunakan sebagai tempat berusaha bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Baca Juga

"Saya sudah melihat rencana besar pembangunan hunian bagi masyarakat terdampak bencana Semeru, ada pusat usaha UMKM, pasar, kandang ternak terpadu, ini konsep yang sangat baik," tuturnya.

Ia mengatakan Kemenkop UKM akan koordinasi dengan Bupati Lumajang tentang bagaimana model bisnisnya, sehingga menjadi kawasan terintegrasi dan bahkan menjadi desa digital. Ini agar bisa mengakses pasar digital dari produk-produk yang dikembangkan penduduk di kawasan relokasi bencana Semeru.

"Pembangunan model bisnis di kawasan relokasi warga terdampak bencana Semeru lebih mudah karena dapat dikembangkan secara by design, sebab pembangunan desa dari awal untuk membangun desa modern," katanya.

Menurutnya Warga pelaku UMKM akan bergabung dalam koperasi sehingga pengembangan usahanya akan lebih mudah. "Saya akan kolaborasi dengan Bupati, ini bisa dilakukan by design karena dari awal membangun. Konsep bisnisnya bukan hanya di kawasan itu, tapi juga bisa dikoneksikan dengan produk hortikultura dan agrikultur serta pasar yang lebih besar," ujarnya.

Teten mengatakan banyak potensi yang bisa dikembangkan, tidak hanya produk yang dihasilkan oleh warga terdampak bencana tetapi produk dari seluruh Kabupaten Lumajang. "Diharapkan memasuki masa rekonstrusi, pembangunan model bisnis di kawasan hunian baru terdampak bencana sudah dapat dilakukan," ujarnya.

Sementara Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan koperasi yang akan menghimpun seluruh UMKM di kawasan hunian baru tersebut sekaligus mengkolaborasikan semua potensi yang ada dalam satu sistem. "Saya menyambut baik dan berterima kasih kepada Kemenkop UKM untuk dukungan terhadap pengembangan usaha warga terdampak bencana Semeru," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Teten juga menyerahkan bantuan dari seluruh unit Kemenkop UKM yang dihimpun melalui LPDB-KUMKM bersama dengan Unit Kegiatan Pegawai (UKP), Unit Pengumpul Zakat (UPZ) LPDB-KUMKM, Bank Syariah Indonesia (BSI), KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera, PPK BLU, KORPRI. Juga  Dharma Wanita Persatuan Kementerian Koperasi dan UKM kepada Pemkab Lumajang sebesar Rp 443,798 juta.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement